Penerimaan PSDH-DR Barito Utara Capai Rp24,3 Miliar

id Penerimaan PSDH-DR Barito Utara Capai Rp24,3 Miliar, Barut, PSDH-DR

Dana tersebut merupakan bagi hasil bukan pajak dari pemerintah pusat,"
Muara Teweh (Antara Kalteng) - Realisasi penerimaan dana perimbangan Provisi Sumber Daya Hutan dan Dana Reboisasi (PSDH-DR) Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, hingga September 2014 mencapai Rp24,36 miliar atau 107,33 persen dari target Rp22,60 miliar.

"Dana tersebut merupakan bagi hasil bukan pajak dari pemerintah pusat," kata Kepala Bidang Pendapatan, Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kabupaten Barito Utara, Rini Hastuti di Muara Teweh, Kamis.

Penerimaan PSDH-DR itu berasal dari pembayaran hasil produksi kayu sebelum dijual atau dibawa keluar daerah oleh sejumlah perusahaan pemegang Izin Usaha Pengusahaan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK) dan Hak Pengusahaan Hutan (HPH) di kabupaten pedalaman Sungai Barito itu.

Rincian penerimaan PSDH-DR hingga triwulan III 2014 itu, kata dia, untuk PSDH terealisasi Rp9,2 miliar atau 112,72 persen dari target Rp8,1 miliar dan DR mencapai Rp15,1 miliar atau 104,29 persen dari target Rp14,5 miliar.

"Kami hanya menerima dana bagi hasil bukan pajak dari pemerintah pusat, sedangkan perusahaan mana saja yang membayar tidak tahu," katanya.

Sementara itu Kepala Bidang Bina Produksi Kehutanan, Dinas Kehutanan dan Perkebunan Barito Utara, Jawawi mengatakan produksi kayu bulat hasil tebangan perusahaan pemegang IUPHHK dan HPH di daerah itu sampai Oktober 2014 mencapai 211.932,36 meter kubik atau 38.111 batang.

"Kayu hasil produksi sejumlah perusahaan itu terdiri dari jenis Meranti, Rimba campuran dan kayu indah," katanya.

Jawawi merinci produksi kayu bulat jenis Meranti sebanyak 208.695,38 meter kubik (m3) atau 37.442 batang, Rimba campuran 2.485,41 m3 (531 batang) dan kayu indah 751,57 m3 (138 batang).

Ratusan ribu meter kubik kayu bulat itu merupakan hasil tebangan perusahaan di kawasan Hutan Produksi Terbatas (HPT) dan Hutan Produksi (HP), diantaranya perusahaan PT Austral Byna, PT Bina Multi Alam Lestari, PT Indexim Utama Corp, PT Sindo Lumber, PT Wana Inti Kahuripan Intiga, PT Timber Dana dan PT Dasa Intiga.

"Meski jumlah perusahaan yang bergerak di sektor perkayuan itu mencapai puluhan, namun saat ini hanya sembilan perusahaan yang masih memproduksi kayu bulat," kata Jawawi.

Produksi kayu selama 2013 mencapai 299.112,88 meter kubik atau 55.260 batang meningkat dibanding 2012 mencapai 192.774,01 meter kubik atau 37.133 batang.



(T.K009/B/T007/T007)