Jenewa (ANTARA News) - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Jumat
(10/4) menyatakan wabah Ebola yang tersebar luas terus menjadi darurat
kesehatan masyarakat kendati jumlah paling rendah kasus yang
dikonfirmasi lama ini dilaporkan pekan lalu di Afrika Barat.
Pada Kamis (9/4), WHO mengadakan pertemuan kelima Komite Darurat Ebola guna membahas wabah Ebola dan saran saat ini.
Komite tersebut mengatakan di dalam satu pernyataan sebagai hasil dari
peningkatan lebih lanjut dalam kegiatan pencegahan dan pengendalian
Ebola di seluruh Afrika Barat, termasuk di daerah pelacakan kontak,
seluruh resiko penyebaran internasional tampaknya telah makin berkurang
sejak Januari. Penurunan kasus peristiwa dan penyebaran geografis di
Libiera, Sierra Leone dan Guinea.
"Kemajuan telah dicatat di seluruh ketiga negara itu," kata Bruce
Aylward, Asisten Direktur Jenderal WHO, dalam taklimat pada Jumat,
sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Sabtu
pagi. Ia menyatakan beberapa kasus yang belum lama ini dikonfirmasi
dari Sierra Leone dalam satu pekan belakangan turun jadi sembilan,
sementara Guinea melaporkan hanya 21 kasus dan Liberia melaporkan nol
kasus dalam dua pekan belakangan ini.
"Resiko penyebaran internasional tampaknya berkurang. Ini adalah hasil
dari kegiatan yang dilaksanakan di semua negara tersebut," katanya.
WHO kembali telah menyampaikan perlunya upaya internasional untuk
melanjutkan dukungan buat sebagian besar negara yang terpengaruh oleh
Ebola sampai wabah tersebut dikalahkan.
Dukungan, kata WHO, juga perlu diberikan bagi upaya negara itu menuju pemulihan dan pembangunan keuletan masa depan.
Wabah Penyakit Virus Ebola (EVD) 2014 di Afrika Barat adalah yang paling
lama, paling besar, paling mematikan dan paling rumit dalam sejarah,
kata laporan terkini dari Kelompok Pembangunan PBB (UNDG) mengenai
dampak sosial-ekonomi yang ditimbulkan oleh Ebola di sub-wilayah Afrika.
Hingga 11 Februari 2015, ada sebanyak 22.859 kasus Ebola dan sebanyak 9.162 kematian, kata laporan itu.
Komite Darurat Ebola menyimpulkan wabah tersebut, yang merenggut lebih
dari 10.000 nyawa dan menyerang lebih dari 25.000 kasus, terus menjadi
darurat kesehatan masyarakat global dan menyarankan semua rekomendasi
sebelumnya diperluas.
Langkah kesehatan tambahan, seperti karantina pelancong yang baru
pulang, penolakan izin masuk, pembatalan penerbangan dan penutupan
perbatasan, secara mencolok mempengaruhi angkutan dan perjalanan
internasional dan secara negatif berdampak pada upaya tanggapan dan
pemulihan, tambah komite itu.
(C003)
Berita Terkait
Uganda umumkan KLB Ebola
Selasa, 20 September 2022 20:12 Wib
Ebola muncul di Pantai Gading dan jadi kasus pertama dalam 25 tahun
Minggu, 15 Agustus 2021 9:41 Wib
Dua petugas kesehatan tewas diserang
Senin, 15 Juli 2019 22:28 Wib
Wah... Uji Coba Vaksin Ebola Berhasil 100 Persen
Senin, 26 Desember 2016 18:12 Wib
Perawat Italia Terserang Virus Ebola
Rabu, 13 Mei 2015 11:27 Wib
WHO: Wabah Virus Ebola Di Liberia Sudah Berakhir
Senin, 11 Mei 2015 5:07 Wib
Casing Khusus Anti Ebola Di Ciptakan Google
Selasa, 24 Maret 2015 13:44 Wib
60 Persen Dana Ebola "Menguap Di Jalan"
Rabu, 4 Februari 2015 16:47 Wib