Roma (Antara/AFP) - Pahlawan di semifinal Liga Champions Alvaro Morata mencetak gol penentu kemenangan ketika Juventus memenangi "Derby d'Italia" dengan skor 2-1 untuk membuyarkan harapan Inter Milan mengamankan tempat di Liga Europa musim depan.
Pasukan Roberto Mancini menjamu raksasa Turin itu di San Siro sambil mengincar tiga angka, yang akan mengembalikan peluang mereka berkompetisi di Eropa tetap hidup.
Namun kegagalan Tim Biru-Hitam untuk mengatasi Tim Putih-Hitam lapis kedua membuat mereka menduduki peringkat kedelapan, tertinggal dua angka dari Sampdoria yang menghuni spot terakhir Liga Europa.
Satu-satunya catatan positif untuk Inter datang dari kemenangan 1-0 yang didapat Lazio di markas Sampdoria, yang berarti Tim Biru-Hitam masih memiliki sedikit peluang untuk finis di enam besar.
Inter akan melawat ke markas Genoa dan kemudian menjamu Empoli pada dua pertandingan terakhirnya, sedangkan Sampdoria melawat ke markas Empoli dan kemudian menjamu tim yang sudah terdegradasi Parma.
Morata, yang menyamakan kedudukan untuk Juve saat mereka bermain imbang 1-1 dengan Real Madrid pekan lalu untuk mengamankan spot final Liga Champions melawan Barcelona di Berlin, mencetak gol kemenangan tujuh menit sebelum pertandingan usai setelah rekan setimnya Claudio Marchisio menyamakan kedudukan dari eksekusi penalti setelah Mauro Icardi mencetak gol pembuka.
"Saya sedikit beruntung, namun itulah sepak bola," kata pemain Spanyol itu, yang merayakannya dengan mengenakan kacamata gelap.
"Kacamata itu ada begitu saja di sini, saya tidak tahu dari mana datangnya. (Leonardo) Bonucci memberikannya kepada saya dan saya memakainya!"
Pelatih Inter Roberto Mancini mengatakan impian Eropa mereka bisa dibilang sudah berakhir.
"Perihal Liga Europa kami tidak dapat kalah pada pertandingan ini, namun hanya hasil-hasil yang diperhitungkan di sepak bola dan kami tidak menghasilkan (hasil) yang bagus saat ini," tuturnya.
"Anda harus menang dengan mencetak gol demi gol, dan kami tidak cukup tajam."
Inter memulai pertandingan dengan cukup baik dan unggul terlebih dahulu pada menit kesembilan ketika bola dari Marcelo Brozovic dikuasai Icardi dengan dadanya, untuk kemudian mengecoh kiper pelapis Juve Marco Storari.
Hal itu berarti penyerang Argentina tersebut memelihara rekor impresifnya dalam membobol gawang Juventus pada setiap pertandingan yang ia mainkan saat melawan juara Italia tersebut.
Tuan rumah menciptakan sejumlah peluang pada babak pertama yang berlangsung menghibur, namun mereka harus membayar harga kesalahan operan ke belakang dari Mateo Kovacic yang jatuh ke jalur pergerakan penyerang Juve Alessandro Matri.
Matri berlari ke arah gawang namun ia kemudian dijatuhkan oleh bek asal Serbia Nemanja Vidic ketika akan melepaskan tembakan, yang menghasilkan penalti yang dieksekusi dengan sempurna oleh Marchisio tanpa dapat dihalau Samir Handanovic pada menit ke-42.
Dengan pertandingan final Piala Italia yang akan dimainkan melawan Lazio pada Rabu, pelatih Juventus Massimiliano Allegri mengistirahatkan sejumlah pemain reguler termasuk kiper Gianluigi Buffon, Patrice Evra, Arturo Vidal, Andrea Pirlo, dan Carlos Tevez.
Namun Inter gagal memanfaatkan situasi pada babak kedua di mana keluar empat kartu kuning dari total tujuh kartu kuning di pertandingan ini, lima di antaranya untuk Inter.
Allegri menggantikan gelandang serang Roberto Pereyra dengan bintang Prancis Paul Pogba untuk 12 menit terakhir pertandingan, dan lima menit kemudian tim tamu berbalik memimpin berkat Morata, meski Handanovic semestinya mampu tampil lebih baik lagi.
Ketika bola jatuh ke penguasaan pemain Spanyol itu di tepi kotak penalti, ia melepaskan sepakan dengan bagian ujung sepatunya yang gagal diantisipasi Handanovic untuk kemudian masuk ke sisi kanan gawangnya.
Inter kemudian menyia-nyiakan dua peluang untuk mengamankan satu angka, Storari tampil cemerlang untuk menggagalkan upaya Rodrigo Palacio dan kemudian Icardi, yang memicu tim Juve untuk mengerumuninya untuk memberi ucapan selamat.
Sang juara meraih kemenangan ke-25nya musim ini yang berarti mereka sekarang unggul atas Lazio, yang memerlukan gol Santiago Gentiletti pada menit ke-54 saat mereka menang di Genoa, sebesar 17 angka.
Roma dan Lazio bertarung untuk memperebutkan peringkat kedua yang akan membuat mereka lolos otomatis ke fase grup Liga Champions, dan Tim Kuning-Merah, yang turun ke peringkat ketiga serta tertinggal dua angka atas rival sekotanya, akan kembali naik ke peringkat kedua jika mereka menang atas Udinese pada Minggu.