Jakarta (Antara Kalteng) - Panglima TNI, Jenderal Gatot Nurmanyto, di Istana Presiden, Jakarta, Rabu, minta maaf kepada publik atas kelakuan anak buahnya di satuan Kostrad, yang menembak hingga tewas seorang warga sipil, di hadapan umum di Jalan Mayor Oking, Cibinong, Jawa Barat.
Kejadian mengerikan itu terjadi saat Sersan Satu Yoyok Hadi, anggota intel Kostrad bersenggolan kendaraan dengan seorang pengojek, Marsin Jasmani --kemudian ditembak hingga tewas oleh Hadi-- di depan SPBU Nomor 34-16803, di Jalan Mayor Oking itu, pada pukul 17.00 WIB, Selasa petang (3/11).
Nurmantyo pernah menjadi panglima Kostrad untuk kemudian menjadi kepala staf TNI AD dan lalu panglima TNI.
Jasad Jasmani yang tergeletak begitu saja di aspal jalan raya telah dimakamkan di Cibinong hari ini. Sekitar 10 teman Hadi dan komandannya mendatangi rumah duka seraya membawa berbagai sembako sebagai tanda simpati.
Namun seluruh "kontingen" satuan itu diusir istri Jasmani dan semua barang bawaan dibuang ke luar rumah duka.
“Dalam berkas pemeriksaan yang kami peroleh, dia mengaku mengeluarkan tembakan peringatan, namun kemudian terdesak dan terjadilah penembakan mematikan itu. Betul dia menembak korban,†kata Kepala Dinas Penerangan TNI AD, Brigadir Jenderal TNI MS Fadhilah, secara terpisah, di Jakarta, Rabu.
Kejadian mengerikan itu di depan SPBU Nomor 34-16803 di Jalan Mayor Oking itu, bermula dari mobil Honda CRV bernomor registrasi F 1239 DZ yang dikemudikan Hadi disenggol korban, Marsin Jasmani, yang mengendarai sepeda motor Honda Supra B 6108 PGX.
Tidak terima mobilnya disenggol, Hadi mengejar Jasmani dan baru bisa dicegat di depan SPBU Nomor 34-16803 itu. Keributan pada pukul 17.00 WIB Selasa (3/11) itu terjadi dan disaksikan banyak orang, sampai tiba-tiba Jasmani tumbang bersimbah darah.
Hadi kemudian kabur dari lokasi, masuk ke jalur menuju jalan TOL Jagorawi, dan di sana juga dia ditangkap polisi. “Saat ini Hadi ditahan di Sub Detasemen Polisi Militer Kodam III/Siliwangi Cibinong,†kata Fadhilah.
Penembakan hingga tewas seorang warga sipil oleh personel TNI AD ini terjadi hanya sekitar sebulan dari peringatan HUT ke-70 TNI secara besar-besaran dan melibatkan rakyat.
Spanduk besar-besar dan dipasang mencolok di banyak lokasi bertuliskan “Bersama Rakyat TNI Kuatâ€.
Slogan itu juga kerap muncul pada berbagai kesempatan di ruang publik, menjadi penabalan kemanunggalan TNI dan rakyat; sampai kemarin terjadi penembakan hingga tewas seorang warga sipil oleh seorang militer aktif dari matra TNI AD terjadi.