PHBI Barito Utara Gelar Tradisi "Baayun Maulid"

id PHBI Barut, tradisi baayun maulid

PHBI Barito Utara Gelar Tradisi "Baayun Maulid"

Tradisi 'Baayun Maulid" di Masjid Jami Muara Teweh. (Foto Antara Kalteng/Kasriadi)

Muara Teweh (Antara Kalteng) - Pengurus Peringatan Hari Besar Islam Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah menggelar tradisi "Baayun Maulid" dalam memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW tahun 2015.

"Tradisi tahunan ini dengan mengayunkan anak pada bulan Maulud bertujuan agar sang anak jika sudah besar nanti menjadi orang yang sehat berbakti kepada orang tua serta dapat mengikuti ketauladanan Nabi Muhammad SAW," kata Ketua PHBI Barito Utara H Yaser Arapat di Muara Teweh, Selasa.

Kegiatan tersebut bekerja dama dengan pengurus Masjid Jami Muara Teweh sekaligus tempat tradisi baayun pada Kamis (24/12) atau 12 Rabiul Awal 1437 Hijriyah.

Menurut Yaser, pada saat bayi atau anak bahkan orang dewasa yang mengikuti tradisi baayun ini akan dibacakan shalawat dan syair yang mengagungkan akhlakul karimah nabi yang menjadi tuntunan bagi kaum muslimin di seluruh dunia.

"Kegiatan ini tanpa dipungut biaya atau gratis dan peserta akan mendapat bingkisan dari panitia," kata Yaser didampingi Ketua Tamir Masjid Jami Muara Teweh, H Alamsyah.

Kegiatan ini rencananya dihadiri Bupati Barito Utara, Nadalsyah dan para alim ulama di daerah setempat.

Tradisi baayun maulud ini merupakan tradisi unik bagi masyarakat suku Banjar di Kalimantan yakni upacara ini merupakan bagian dari rangkaian upacara daur hidup yang meliputi kehamilan, kelahiran, masa kanak-kanak menjelang dewasa, perkawinan dan kematian.

Tradisi baayun yang sebenarnya sudah ada sebelum penyebaran Islam di tanah Banjar. Ini merupakan daur hidup masa kanak-kanak, yakni saat si anak berusia 0-5 tahun atau masih balita.

"Upacara baayun yang merupakan asimilasi antara budaya urang Banjar yang didasarkan pada ajaran Keharingan dan agama Islam ini kini digelar setiap kali peringatan Maulid nabi," kata Yaser yang juga menjabat Staf Ahli Bupati Barito Utara Bidang Pembangunan itu.

Selain sebagai ungkapan doa bagi langkah si anak ke depan, tradisi ini juga sebagai upaya tolak bala. Dalam tradisi baayun ini, anak-anak secara massal diayun dengan iringan pembacaan doa dan pembacaan salawat.

"Kita harapkan tradisi baayun ini dilakukan dengan harapan agar para balita saat dewasa nanti mengikuti akhlak Nabi Muhammad SAW dan mendapat berkah dari Allah SWT," katanya.