Guru Besar: Pendidikan Kejar Paket Semakin Diminati

id Palangka Raya, Palangkaraya, Guru Besar, Pendidikan Kejar Paket, Norsanie Darlan, Paket C, Paket B

Guru Besar: Pendidikan Kejar Paket Semakin Diminati

Ilustrasi, (www.antarakalsel.com)

"Jalur pendidikan kejar paket saat ini semakin diminati masyarakat Indonesia, termasuk di provinsi Kalimantan Tengah,"
Palangka Raya (Antara Kalteng) - Guru Besar Universitas Negeri Palangka Raya Kalimantan Tengah, Prof Norsanie Darlan mengatakan pendidikan melalui jalur kejar paket semakin diminati masyarakat di provinsi tersebut.

"Jalur pendidikan kejar paket saat ini semakin diminati masyarakat Indonesia, termasuk di provinsi Kalimantan Tengah," katanya di Palangka Raya, Jumat.

Keadaan ini menunjukkan bahwa masyarakat semakin peduli dan memahami pentingnya mengikuti proses pendidikan. Latar belakang peserta program Pendidikan Non Formal dan Informal (PNFI) seperti ujian kejar paket memang beragam, tidak selalu mereka yang memiliki masalah sosial yang ikut kejar paket

"Ada beberapa atris yang mengkuti ujian kejar paket baik B maupun C. Di beberapa daerah ada yang mengikuti ujian paket, karena kesibukan dan tak bisa mengikuti pendidikan formal. Mereka memilih mengikuti program pendidikan kejar paket bahkan di antaranya ada yang telah berumur 30-40 tahun," katanya.

Dia mengatakan, program pendidikan kejar paket menjadi salah satu solusi bagi mereka, terutama bagi masyarakat yang ingin menempuh pendidikan mesti di luar jalur formal. Ini positif karena banyak yang mengikuti pendidikan, ujarnya.

"Memang kalau kita perhatikan pendidikan itu tidak semua orang ada kesempatan menempuh pendidikan jalur persekolahan. Berdasarkan Undang-Undang Sistem Pandidikan Nasional nomor 20 tahun 2003 sistem kejar paket ini adalah pendidikan yang disetarakan dengan SLTA," katanya.

Guru besar program S-1 dan S-2 Pendidikan Luar Sekolah (PLS) atau Pendidikan non Formal (PNF) Unpar itu meminta masyarakat tak mendiskriminasikan siswa lulusan kejar paket.

"Mereka punya motivasi belajar yang tinggi meski sebenarnya mereka juga punya aktivitas yang padat. Legalitas ijazah juga diakui negara," katanya.