Kapal Tongkang Bisa Lewati Jembatan Muara Teweh

id Kapal Tongkang, Kapal Tongkang Bisa Lewati Jembatan Muara Teweh, jembatan KH Hasan Basri Muara Teweh, Barito Utara, Lalu lintas Angkutan Sungai Danau

Kapal Tongkang Bisa Lewati Jembatan Muara Teweh

Ilustrasi, Kapal Tongkang (FOTO ANTARA Kalteng/Kasriadi)

Muara Teweh (Antara Kalteng) - Angkutan kapal dan tongkang yang mengangkut batu bara dan kayu sudah bisa melewati jalur bawah jembatan KH Hasan Basri Muara Teweh, Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah setelah sepekan dilarang melintasi kawasan tersebut.

"Debit air sungai Barito mulai turun, dan tranportasi sungai, terutama bertonase besar aman melintasi bawah jembatan," kata Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Lalu lintas Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (LLASDP) Barito Utara, Nurdin, di Muara Teweh, Kamis.

Ia mengatakan, ketinggian air pedalaman sungai Barito pada Kamis (23/6) siang pada skala tinggi air (STA) Muara Teweh menunjukkan angka 8,30 meter atau menunjukan ketinggian debit air normal.

Sebelumnya angkutan bermuatan di atas normal mencapai 11,20 meter dilarang melintasi jembatan tersebut. Karena itu angka di atas normal sehingga tidak bisa melewati bagian bawah jembatan sepanjang 270 meter dengan lebar lima meter berkonstruksi baja Australia yang dibangun tahun 1990.

"Sejak kemarin larangan berlayar bagi angkutan kapal dan tongkang sudah kami cabut, karena debit air Sungai Barito mulai turun," tegas Nurdin.

Meski pedalaman Sungai aman bagi pelayaran, angkutan tongkang bermuatan batu bara yang berlayar ke hilir dan sebaliknya, tongkang kosong ke hulu masih belum terlihat ramai.

Sejumlah kapal dan tongkang mengangkut batu bara milik perusahaan yang berlokasi di wilayah Kabupaten Barito Utara dan Murung Raya kini mulai berlayar, sebelumnya terpaksa bersandar di kawasan hutan pinggiran Sungai Barito.

Nurdin mengatakan, mungkin pekan depan angkutan tambang dan kayu mulai ramai lagi, karena sebagian tongkang yang sebelumnya tidak bisa muat batu bara sudah melakukan aktivitas.

"Memang selama ini pedalaman Sungai Barito merupakan sarana satu-satunya untuk mengangkut sumber daya alam keluar daerah," jelasnya.

Sejumlah tongkang yang bermuatan batu bara milik perusahaan pemegang izin perjanjian karya pengusahaan pertambangan batu bara (PKP2B) dan Kuasa Pertambangan di dua kabupaten paling utara Kalteng itu.

"Pedalaman Sungai Barito kini sulit diprediksi. Bisa saja sebelumnya debit air naik, namun pekan depan bisa surut. Masalah inilah yang menjadi kendala angkutan tambang tidak maksimal," katanya.