Ungkap Kinerja PLN Tak Profesional di Rakernas PMKRI Se-Indonesia
Palangka Raya (Antara Kalteng) - Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia cabang Palangka Raya diminta mengungkapkan kondisi kelistrikan dan belum profesionalnya kinerja PT PLN di provinsi ini dalam rapat kerja nasional PMKRI se-Indonesia di Papua akhir Juli 2016.
Setidaknya dalam rakernas tersebut anggota PMKRI se-Indonesia mengetahui bahwa masyarakat provinsi ini belum menikmati listrik, kata Ketua Gerakan Pemuda Dayak Indonesia (GPDI) Kalteng Yansen Binti saat menerima Pengurus Pusat PMKRI Komisariat Daerah wilayah VIII (KOMDA) Dicky Ricardo Gultom di Palangka Raya, Selasa.
"Kalteng merupakan daerah penghasil batu bara, tapi masyarakatnya belum semua merasakan listrik. Selain belum merata, pemadaman juga sangat sering terjadi di Kalteng. Kita ingin kondisi ini diketahui seluruh masyarakat Indonesia," tambahnya.
Yansen yang juga Anggota DPRD Kalteng itu menyebut data dari Dinas Energi dan Pertambangan Kalteng penerimaan negara bukan pajak (PNBP) di provinsi berjuluk "Bumi Tambun Bungai" tersebut mencapai Rp1 triliun saat ini.
Sementara di tahun 2013 iuran tetap tercatat Rp25,72 miliar, 2014 tercatat Rp39,94 miliar, dan 2015 Rp31,04 miliar. Adapun royalti yang tercatat pada 2013 ada Rp236,11 miliar, tahun 2014 Rp75,76 miliar, dan tahun 2015 mencapai Rp251,81 miliar.
"Tambang Bauksit memang sempat terjadi kelesuan karena melemahnya rupiah dan larangan ekspor awal, serta lesuhnya harga batubara di tahun 2014. Terlepas dari itu, ini membuktikan potensi Kalteng sangat luarbiasa dan seharusnya listrik di Kalteng sudah merata, faktanya kan belum," kata Yansen.
Pengurus Pusat PMKRI Komisariat Daerah wilayah VIII (KOMDA) Dicky Ricardo Gultom mengatakan akan berupaya menyampaikan pandangan Ketua GPDI Kalteng yang juga Anggota DPRD Kalteng tersebut ke dalam Rakernas PMKRI.
"Kami juga bagian dari Kalteng, jadi memahami betul bagaimana sulitnya kondisi listrik di Kalteng. Jadi, segala masalah yang dihadapi pemerintah akan disampaikan dan berupaya dibahas dalam rakernas," demikian Dicky.
Setidaknya dalam rakernas tersebut anggota PMKRI se-Indonesia mengetahui bahwa masyarakat provinsi ini belum menikmati listrik, kata Ketua Gerakan Pemuda Dayak Indonesia (GPDI) Kalteng Yansen Binti saat menerima Pengurus Pusat PMKRI Komisariat Daerah wilayah VIII (KOMDA) Dicky Ricardo Gultom di Palangka Raya, Selasa.
"Kalteng merupakan daerah penghasil batu bara, tapi masyarakatnya belum semua merasakan listrik. Selain belum merata, pemadaman juga sangat sering terjadi di Kalteng. Kita ingin kondisi ini diketahui seluruh masyarakat Indonesia," tambahnya.
Yansen yang juga Anggota DPRD Kalteng itu menyebut data dari Dinas Energi dan Pertambangan Kalteng penerimaan negara bukan pajak (PNBP) di provinsi berjuluk "Bumi Tambun Bungai" tersebut mencapai Rp1 triliun saat ini.
Sementara di tahun 2013 iuran tetap tercatat Rp25,72 miliar, 2014 tercatat Rp39,94 miliar, dan 2015 Rp31,04 miliar. Adapun royalti yang tercatat pada 2013 ada Rp236,11 miliar, tahun 2014 Rp75,76 miliar, dan tahun 2015 mencapai Rp251,81 miliar.
"Tambang Bauksit memang sempat terjadi kelesuan karena melemahnya rupiah dan larangan ekspor awal, serta lesuhnya harga batubara di tahun 2014. Terlepas dari itu, ini membuktikan potensi Kalteng sangat luarbiasa dan seharusnya listrik di Kalteng sudah merata, faktanya kan belum," kata Yansen.
Pengurus Pusat PMKRI Komisariat Daerah wilayah VIII (KOMDA) Dicky Ricardo Gultom mengatakan akan berupaya menyampaikan pandangan Ketua GPDI Kalteng yang juga Anggota DPRD Kalteng tersebut ke dalam Rakernas PMKRI.
"Kami juga bagian dari Kalteng, jadi memahami betul bagaimana sulitnya kondisi listrik di Kalteng. Jadi, segala masalah yang dihadapi pemerintah akan disampaikan dan berupaya dibahas dalam rakernas," demikian Dicky.