Petani Gembira Harga TBS Sawit Barito Utara Naik
Muara Teweh (Antara Kalteng) - Harga tandan buah segar kelapa sawit PT Antang Ganda Utama Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah pada Oktober 2016 naik dari Rp1.593 menjadi Rp1.688/Kg.
"Naiknya harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit ini membuat petani bergembira dalam dua bulan terakhir dan sebelumnya mengalami penurunan," kata Irwan, petani kelapa sawit di Muara Teweh, Rabu.
Kebun kelapa sawit PT Antang Ganda Utama (AGU) itu diusahakan petani plasma Satuan Permukiman (SP) 1, SP 2, SP 3, dan SP 4 dengan luas 4.254 hektare.
Pengelolaan sawit perusahaan itu dikerjakan sekitar 1.800 kepala keluarga (KK) dengan luas kebun inti 16.297 hektare dan produksi rata-rata 15.000 ton per bulan.
Kepala Bidang Produksi Perkebunan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Barito Utara Tri Indra Hartono membenarkan harga TBS sawit pada Oktober 2016 mencapai Rp1.688 atau naik Rp95 dari harga September 2016 sebesar Rp1.593/kg.
Ketetapan harga TBS tersebut merupakan hasil rapat perusahaan dengan anggota koperasi dan petani plasma yang difasilitasi oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah.
Pembagian hasil setiap kilogram yang diterima perusahaan untuk biaya pengolahan dan pemasaran minyak sawit mentah (CPO) serta biaya penyusutan pabrik, yaitu indeks "K" ditetapkan 84,58 persen atau naik dibanding dengan periode sebelumnya 82,91 persen.
Harga jual inti sawit (kernel) naik dari sebelumnya Rp6.965 menjadi Rp6.788/kg. Harga jual CPO di pasar dalam negeri juga membaik dari Rp7.509 menjadi Rp7.909/kg.
"Naiknya harga TBS ini dipengaruhi membaiknya harga CPO dan kernel," ujarnya.
PT AGU merupakan perusahaan kelapa sawit tertua di Kalteng yang tergabung dalam Grup Matahari Kahuripan Indonesia (Makin). Perseroan ini adalah anak perusahaan rokok Gudang Garam Kediri, Jawa Timur.
Perusahaan itu, kata dia, memiliki areal seluas 18.087 hektare dengan produksi CPO sekitar 3.200 ton/bulan.
"Naiknya harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit ini membuat petani bergembira dalam dua bulan terakhir dan sebelumnya mengalami penurunan," kata Irwan, petani kelapa sawit di Muara Teweh, Rabu.
Kebun kelapa sawit PT Antang Ganda Utama (AGU) itu diusahakan petani plasma Satuan Permukiman (SP) 1, SP 2, SP 3, dan SP 4 dengan luas 4.254 hektare.
Pengelolaan sawit perusahaan itu dikerjakan sekitar 1.800 kepala keluarga (KK) dengan luas kebun inti 16.297 hektare dan produksi rata-rata 15.000 ton per bulan.
Kepala Bidang Produksi Perkebunan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Barito Utara Tri Indra Hartono membenarkan harga TBS sawit pada Oktober 2016 mencapai Rp1.688 atau naik Rp95 dari harga September 2016 sebesar Rp1.593/kg.
Ketetapan harga TBS tersebut merupakan hasil rapat perusahaan dengan anggota koperasi dan petani plasma yang difasilitasi oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah.
Pembagian hasil setiap kilogram yang diterima perusahaan untuk biaya pengolahan dan pemasaran minyak sawit mentah (CPO) serta biaya penyusutan pabrik, yaitu indeks "K" ditetapkan 84,58 persen atau naik dibanding dengan periode sebelumnya 82,91 persen.
Harga jual inti sawit (kernel) naik dari sebelumnya Rp6.965 menjadi Rp6.788/kg. Harga jual CPO di pasar dalam negeri juga membaik dari Rp7.509 menjadi Rp7.909/kg.
"Naiknya harga TBS ini dipengaruhi membaiknya harga CPO dan kernel," ujarnya.
PT AGU merupakan perusahaan kelapa sawit tertua di Kalteng yang tergabung dalam Grup Matahari Kahuripan Indonesia (Makin). Perseroan ini adalah anak perusahaan rokok Gudang Garam Kediri, Jawa Timur.
Perusahaan itu, kata dia, memiliki areal seluas 18.087 hektare dengan produksi CPO sekitar 3.200 ton/bulan.