TPID Kalteng Upayakan Antisipasi Inflasi Pada November 2016

id Kalimantan Tengah, Suryadi, TPID Kalteng, Upayakan Antisipasi Inflasi Pada November 2016, Bank Indonesia

TPID Kalteng Upayakan Antisipasi Inflasi Pada November 2016

Ilustrasi. (Istimewa)

...Semoga terkontrol lah harga barang di Kalteng,"

Palangka Raya (Antara Kalteng) - Tim Penanggulangan Inflasi Daerah Kalimantan Tengah berupaya melakukan antisipasi terjadinya inflasi pada November 2016 yang diperkirakan Bank Indonesia akan berkisar di angka 0,5 persen.

"Ada banyak jenis harga komoditas akan dimonitor untuk mengantisipasi agar tidak terjadi inflasi namun paling utama daging ayam ras dan bawang merah," kata perwakilan TPID Kalteng Suryadi di Palangka Raya, Rabu.

Dia mengatakan harga daging ayam ras dan bawang merah memang cenderung mengalami kenaikan pada November maupun Desember. Tapi, kita akan berupaya agar harganya tetap normal dengan memanfaatkan pasar penyeimbang.

Kabag Bina Sarana Perekonomian Biro Administrasi Perekonomian dan Sumber Daya Alam (SDA) Pemprov Kalteng ini juga menyebut TPID Kalteng akan memantau kelancaran distribusi dari Banjarmasin Provinsi Kalimantan Selatan maupun Pulau Jawa.

Dia mengatakan, sejauh ini ketersediaan berbagai komoditi, khususnya daging ayam dan bawang merah, mampu memenuhi kebutuhan masyarakat. Meski begitu, TPID Kalteng tetap menjaga dan mempersiapkan berbagai strategi untuk mengantisipasi agar inflasi sesuai prediksi BI tidak terjadi.

"Kalau Oktober 2016 ini kan Kalteng deflasi. Kita ingin menjaga agar tetap deflasi tapi tetap harus memperhatikan pihak-pihak yang memproduksinya. Semoga terkontrol lah harga barang di Kalteng," kata Suryadi.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat indeks tendensi konsumen di Provinsi Kalteng pada Oktober 2016 mengalami deflasi 0,44 persen dan laju inflasi tahun kalender 0,45 persen serta "year on year"sebesar 2,24 persen.

Kepala BPS Kalteng Hanif Yahya mengatakan deflasi di provinsi ini merupakan gabungan IHK kota Palangka Raya yang mengalami deflasi 0,34 persen dan sampit 0,63 persen.

"Kalau dilihat dari 82 kota se-Indonesia yang dihitung IHK, maka Kota Palangka Raya berada peringkat 72 dan Sampit peringkat ke-78 kota inflasi tertinggi tingkat nasional," kata Hanif.