Sampit (Antara Kalteng) - Sebagian masyarakat Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, ternyata terbiasa membeli beras kemasan bermerek meski kualitasnya sama atau bahkan tidak lebih bagus dibanding beras lokal.
"Pantauan kami, ini masalah merek. Kita belum ada beras dengan merek yang dipatenkan. Mohon maaf, kalau kami menggelar pasar murah menggunakan beras dengan karung merek Bulog, masyarakat kurang tertarik walaupun kualitasnya lebih bagus," kata Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pengelolaan Pasar Kotawaringin Timur Rihard Siregar di Sampit, Selasa.
Hingga saat ini pedagang masih mendatangkan beras dari luar daerah, khususnya dari pulau Jawa. Padahal berdasarkan data Dinas Pertanian, Peternakan, Penyuluhan dan Ketahanan Pangan, saat ini Kotawaringin Timur sudah surplus beras sekitar 3000 ton.
Selain perbedaan jenis beras, bentuk dan merek kemasan beras turut mempengaruhi minat beli masyarakat. Sebagian masyarakat menganggap beras kemasan produksi luar daerah kualitasnya bagus padahal jika dibandingkan kualitasnya sama atau bahkan tidak lebih bagus dari beras lokal.
Perlu kebersamaan untuk meyakinkan masyarakat bahwa kualitas beras lokal sudah bagus. Pemerintah daerah juga harus mendukung petani untuk meningkatkan kualitas hasil panen, termasuk menyiapkan kemasan yang bagus dan menarik.
"Kita tidak bisa melarang beras dari Jawa masuk, apalagi di era perdagangan bebas ini. Solusinya yang perlu kita jalankan. Bisa juga kita kerjasama sistem waralaba dengan memakai merek orang tapi berasnya berasal Kotawaringin Timur," kata Rihard.
Kepala Seksi Pelayanan Publik Perum Bulog Subdivre Sampit, Azwar Fuad mengatakan, beras yang disalurkan Bulog adalah beras kualitas bagus. Bahkan kini Bulog siap memasok beras jenis premium.
"Pandangan masyarakat berpikir Bulog hanya menyalurkan beras raskin padahal kami juga menyalurkan beras premium. Kami siap pasarkan beras premium dengan karung polos. Kami selalu siap membuktikan bahwa beras yang kami salurkan adalah beras berkualitas bagus," kata Fuad.
Sementara itu, saat ini sudah ada beras kemasan hasil produksi petani Kecamatan Teluk Sampit. Beras jenis siam epang dengan nama merek "Jelawat" itu dipasarkan sejak awal November lalu dengan target awal pemasarannya adalah kalangan aparatur sipil negara.
Ketua Pemuda Tani Kecamatan Teluk Sampit, Abdur Rasid meminta pemerintah daerah, perusahaan swasta dan masyarakat, membeli beras "Jelawat" kemasan 5 kg dengan harga Rp55.000 per sak itu. Membeli beras lokal berarti telah membantu petani lokal untuk meningkatkan taraf kesejahteraan hidup.
Berita Terkait
Wabup Kotim: Status tanggap darurat untuk optimalkan penanganan banjir
Jumat, 3 Mei 2024 17:58 Wib
Bupati Kotim temukan drainase yang ditutup warga
Jumat, 3 Mei 2024 16:53 Wib
TP PKK Sawahan dirikan dapur umum bantu korban banjir
Jumat, 3 Mei 2024 12:59 Wib
KPU plenokan perolehan kursi dan calon terpilih DPRD Bartim Pemilu 2024
Jumat, 3 Mei 2024 12:54 Wib
Terdata 140 akun aktif pelamar PPS di KPU Bartim
Jumat, 3 Mei 2024 6:07 Wib
DLH Kotim siapkan dua tempat pengolahan sampah mandiri
Jumat, 3 Mei 2024 5:44 Wib
Distan Bartim optimalkan lahan rawa dukung pencapaian ketahanan pangan
Jumat, 3 Mei 2024 5:33 Wib
KPU Kotim tetapkan 40 caleg terpilih hasil Pemilu 2024
Jumat, 3 Mei 2024 5:19 Wib