Jakarta (Antara Kalteng) - Jamie Vardy mengaku pernah menerima ancaman pembunuhan, bahkan istrinya pernah menjadi korban kemarahan yang diduga ada kaitannya dengan pemberontakan para pemain Leicester City terhadap bekas pelatih mereka, Claudio Ranieri.
Vardy yang saat ini bersama Timnas Inggris menjelang laga internasional melawan Jerman dan Lithuania adalah salah satu dari sekelompok pemain Leicester City yang bertemu dengan pemilik klub sebelum Ranieri dipecat menjelang pertandingan babak 16 Besar Liga Champions melawan Sevilla.
Namun tudingan itu dibantah Vardy yang justru menyebut dirinya sasaran kemarahan penggemar setelah pemecatan Ranieri.
"Sejujurnya cerita yang sebenarnya sangat menyakitkan. Banyak tudingan keliru di luar sana dan tidak ada yang bisa kami, para pemain, lakukan," kata Vardy dalam laman ESPN.
Dia mengatakan para pemain berusaha menahan diri dari tuduhan media massa kepada mereka dengan hanya "berkonsentrasi kepada sepak bola."
Vardy mengungkapkan perlakuan yang paling menyakitkan kepadanya, yaitu terhadap istrinya, Rebekah, yang sejak Ranieri dipecat menjadi sasaran hujatan di media sosial dan di tempat umum.
Para pemain Leicester sendiri menjawab tudingan miring kepada mereka sepeninggal Ranieri itu dengan empat kali menang berturut-turut dan lolos ke perempatfinal Liga Champions.