Waduh! Ratusan Mahasiswa Minta Rektor UPR Mundur

id Palangka Raya, kota palangka raya, universitas palangka raya, UPR, Danes Djaya Negara, Ratusan Mahasiswa Minta Rektor UPR Mundur, kalimantan tengah, k

Waduh! Ratusan Mahasiswa Minta Rektor UPR Mundur

Ratuasan Mahasiswa UPR saat melakukan aksi demonstrasi di halaman kantor Rektorat, Palangka Raya, Senin (10/4/17). (Foto Antara Kalteng/Abow)

Palangka Raya (Antara Kalteng) - Ratusan mahasiswa Universitas Palangka Raya (UPR), Kalimantan Tengah meminta Rektor UPR Ferdinan agar segera mundur dari jabatannya karena dinilai tidak mampu menjalankan amanahnya.

"Alasan kami meminta Rektor UPR tersebut mundur, karena mempekerjakan salah satu wakil rektor yang berkecimpung aktif didalam partai politik, apakah itu sah dalam aturan," tegas Presiden Mahasiswa UPR, Ali Assegaf saat menjadi juru bicara demonstrasi di Palangka Raya, Senin.

Ia menjelaskan, bahwa pihaknya merasa dirugikan dengan adanya aturan yang dikeluarkan untuk mahasiswa. Misalnya seperti tidak boleh berambut gondrong, merokok di kawasan kampus serta menginap di kampus atau ruang organisasi.

"Padahal kalau secara kasat mata kita melihat, apakah pegawai rektorat itu sebagian tidak merokok. Apakah mereka juga sudah menyediakan ruang untuk orang merokok, ini hal-hal yang jelek yang bisanya menginterpensi hak-hak mahasiswa," ucap dia.


Setelah ditelusuri surat aturan yang rektorat keluarkan itu, sama persis meniru aturan Universitas Andalas. Hampir sedikit pun tidak berubah. Dan ini sama saja melecehkan para mahasiswa serta tidak kreatif dalam membuat aturan sehingga harus meniru aturan dari Universitas lain,” katanya.

Pembantu Rektor Bidang Kerjasama UPR, Danes Djaya Negara didampingi Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Bambang S Lautt mengatakan bahwa untuk menurunkan seorang rektor itu tentu ada mekanismenya. 

"Salah satunya melalui jalur yang benar seperti mengirim surat ke senat atau kementrian untuk menindak lanjuti apa kemuan mereka itu. Kalau memang meraka merasa tidak puas, ya silahkan kejalur yang sudah tersedia," kata Danes.

Sedangkan dari 18. 500 mahasiswa yang ada, kata Danes, apakah sepakat untuk menurunkan rektor, tidak kan. Maka dari itu gunakan jalur yang  sesuai aturan lah kalau ingin menuntut seperti itu, tambahnya.
 
Sebelumnya aksi demontrasi tersebut sempat terjadi bentrok antara mahasiswa dan petugas kemanan yang berjaga-jaga di depan pintu masuk rektorat. 

Bentrokan itu pecah setelah mahasiswa membakar ban dan kain yang sengaja mereka bawa karena ketidakpuasan kinerja dari rektorat UPR.