Barut Datangkan Pelatih Kerajinan Rotan dari Yogyakarta

id kerajinan rotan, anyaman rotan, desa benangin

Barut Datangkan Pelatih Kerajinan Rotan dari Yogyakarta

Para ibu-ibu rumah tangga di Desa Benangin II, Kecamatan Teweh Timur serius memperhatikan arahan pelatih dari Yogyakarta mengenai tata cara penjahitan tas dari anyaman rotan. (Istimewa)

Muara Teweh (Antara Kalteng) - Pemerintah Desa Benangin II Kecamatan Teweh Timur, Kabupaten Barito Utara (Barut), Kalimantan Tengah, mendatangkan pelatih kerajinan anyaman rotan dari Yogyakarta untuk meningkatkan kesejahteraan warga masyarakatnya.

"Kami mendatangkan pelatih kerajinan dari Yogjakarta melalui program peningkatan kapasitas terhadap kelompok pengrajin dari anyaman rotan di daerah ini," kata Kepala Desa Benangin II Kecamatan Teweh Timur Sabarson di Muara Teweh, Minggu.

Menurut Sabarson, mendatangkan pelatih dari Yogyakarta itu untuk melatih warga membuat kerajinan dari anyaman rotan yang dipadukan dengan kulit.

Adapun pengadaan bahan kulitnya, kata dia, atas kerja sama dari program corporite sosial responsibility (CSR) perusahaan tambang batu bara PT Bharinto Ekatama.

Setiap kerajinan, menurut dia, perlu sebuah inovasi guna mengikuti perkembangan zaman atau tuntutan pasaran/konsumen sehingga kerajinan secara turun-temurun ini akan tetap lestari. Namun, saat diperjualbelikan di pasaran tetap menarik peminat para pembelinya.

Kerajinan itu, seperti pembuatan tas yang menggunakan bahan dari anyaman rotan jenis anjat yang sudah jadi, kemudian mengolahnya menjadi sebuah tas cantik.

Dengan adanya pelatihan itu, lanjut dia, tidak ada lagi penjualan anjat karena anjat dianggap sebuah produk lokal yang kalah bersaing dengan jenis produk modern.

Untuk menunjang kegiatan kerajian di desa melalui kelompok usaha telah dibelikan mesin jahit seharga Rp8 juta per unit yang dananya berasal dari APBDes 2016.

Pada tahun anggaran 2017, pihaknya menargetkan pembentukan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang penyertaan modalnya sekitar Rp100 juta dengan usaha menjadi pengumpul sarang walet warga di Desa Benangin II.

Ia mengaku sudah berbicara dengan Bupati Barito Utara Nadalsyah untuk meminta bantuan untuk memfasilitasi pertemuan dengan tiga orang pengusaha walet di Semarang, Jawa Tengah.

Menurut dia, potensi usaha walet di Desa Benangin kian berkembang dan menjanjikan, apalagi di Indonesia ada tiga pegusaha walet sukses.

Dalam penggunaan ADD dan DD, kata dia, selain biaya operasional desa juga untuk pembangunan jalan desa, seperti perkerasan dengan melaksanakan cor beton serta membangun posyandu.

Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Masyarakat, dan Desa Kabupaten Barito Utara Sugianto Panala Putra menyambut baik cara kerja desa dalam mengembangkan segala potensi yang ada.

"Sekarang adalah kesempatan desa untuk menggali segala potensi desa untuk menjadi pendapatan asli desa (PADes)," katanya.