Harga Rotan di Kotawaringin Timur Membaik

id rotan, harga rotan

Harga Rotan di Kotawaringin Timur Membaik

Seorang pelaku usaha rotan di Kecamatan Kotabesi sedang memeriksa rotan di gudangnya. (Istimewa)

Sampit (Antaranews Kalteng) - Harga rotan mentah di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah yang lama terpuruk, kini mulai membaik sehingga disambut gembira petani dan pelaku usaha rotan di daerah setempat.

"Harga rotan sudah bagus Rp3.200/kilogram dengan permintaan banyak, tetapi petani tidak panen. Kemungkinan ketersediaan rotan berkurang," kata pengusaha rotan, Dahlan Ismail di Kecamatan Kotabesi, Kamis.

Sebulan terakhir, harga rotan mentah cukup bagus dan stabil Rp3.200 per kilogram. Angka ini lebih tinggi dibanding biasanya yang hanya berkisar Rp2.400 per kilogram.

Saat libur akhir tahun lalu, sebagian petani diperkirakan tidak memanen rotan sehingga stok berkurang, padahal permintaan meningkat. Akibatnya, harga pun naik cukup signifikan dan menguntungkan petani.

Meski begitu, petani belum bisa memprediksi berapa lama tingginya harga ini akan bertahan. Jika banyak petani yang memanen rotan sehingga stok melimpah, maka harga diperkirakan akan turun.

Menurut Dahlan, saat ini semangat masyarakat Kotawaringin Timur untuk mengandalkan pencaharian pada hasil rotan, tidak sebesar dulu. Kebijakan pemerintah dinilai tidak berpihak pada petani sehingga sektor rotan terpuruk.

"Berkurangnya stok rotan saat ini juga dipicu beberapa sebab seperti kebakaran lahan beberapa tahun lalu, perluasan permukiman atau pekarangan, alih fungsi untuk perkebunan kelapa sawit dan tidak ada peremajaan. Saat ini orang malas menanam rotan karena tidak ada kepastian untuk masa depan," kata Dahlan.

Sektor rotan di Kalimantan Tengah, khususnya di Kotawaringin Timur, terpuruk setelah pemerintah membuat kebijakan melarang ekspor rotan mentah sejak akhir 2011 lalu. Kebijakan yang dinilai sepihak dan tanpa solusi itu seketika membuat sektor rotan terpuruk dan mengakibatkan ribuan petani dan pekerja rotan kehilangan pekerjaan.

Dahlan bersama DPRD, pemerintah daerah dan pengusaha rotan, sudah beberapa kali menyampaikan masalah ini kepada DPR RI dan Kementerian Perdagangan dengan harapan larangan ekspor dicabut, namun belum juga membuahkan hasil. Sementara itu, janji solusi dari pemerintah seperti sistem resi gudang dan lainnya, hingga kini tidak ada realisasinya.

Akhir-akhir ini rotan di Kotawaringin Timur dibeli pengepul yang langsung mendatangi petani. Selanjutnya, rotan dibawa ke Banjarmasin, ada pula yang membawanya ke Pontianak Kalimantan Barat. Namun selanjutnya, tidak diketahui persis rotan tersebut dibawa ke mana, apakah dikirin ke industri kerajinan rotan, atau diselundupkan ke luar negeri.

Petani dan pelaku usaha rotan masih berharap ada solusi dari pemerintah, misalnya dengan mencabut larangan ekspor rotan atau menerapkan ekspor rotan dengan sistem kuota. Selama ini sektor rotan menyerap banyak tenaga kerja dan berjalan mandiri tanpa merepotkan pemeritah sehingga seharusnya pemerintah justru merasa terbantu.