Pemkab Kotawaringin Tawarkan Relokasi Korban Kebakaran

id Sekda Kotim, Halikinnor, Relokasi Korban Kebakaran

Pemkab Kotawaringin Tawarkan Relokasi Korban Kebakaran

Kawasan padat penduduk di Teluk Dalam Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, Sampit terbakar pada Selasa (23/1/2018) sore. (Foto Jurnalis warga)

Sampit (Antaranews Kalteng) - Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, menawarkan relokasi kepada korban kebakaran di kawasan Teluk Dalam, Mentawa Baru Ketapang, Sampit.

"Kalau warga korban kebakaran bersedia direlokasi, kita akan carikan solusinya, sedangkan lokasi bekas kebakaran ini akan kita buat RTH (Ruang Terbuka Hijau) dan kita tata," kata Sekretaris Daerah Pemkab Kotawaringin Timur, Halikinnor, di Sampit, Rabu.

Sekda Halikinnor bersama Camat Mentawa Baru Ketapang Ahmad Sarwo Oboy turun ke lokasi kebakaran. Mereka menemui korban kebakaran untuk memberi dukungan moral agar tabah menerima musibah itu.

Kebakaran terjadi Selasa (23/1) sekitar pukul 17.30 WIB. Api dinyatakan telah benar-benar bisa dipadamkan setelah magrib.

Halikinnor menyebutkan 10 bangunan terbakar, terdiri atas tujuh rumah, satu bangunan sekolah, satu mushalla, dan satu bangunan fasilitas umum sumber air bersih untuk warga setempat.

Baca : Pemukiman Padat Penduduk di Sampit Terbakar [VIDEO]

Kebakaran juga membuat tiga ibu rumah tangga pingsan karena syok dan satu orang terpaksa dilarikan ke rumah sakit. Namun, tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut, sedangkan penyebab kebakaran masih diselidiki kepolisian setempat.

Pemerintah daerah masih mendata total kerugian warga akibat musibah itu. Instansi terkait diperintahkan segera membantu korban kebakaran agar tidak telantar.

"Selain oleh BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah), saya juga memerintahkan Dinas Sosial segera membawa bantuan untuk meringankan beban masyarakat. Anak-anak sekolah harus didata dan segera dibantu. Jangan sampai mereka tidak bisa bersekolah," kata Halikinnor.

Halikinnor bersyukur karena api berhasil dipadamkan. Jika sampai meluas, maka kebakaran akan menimbulkan dampak yang besar karena kawasan itu padat permukiman warga.

Saat upaya pemadaman api, petugas sempat kesulitan karena mobil pemadam kebakaran berukuran besar tidak bisa masuk hingga ke gang. Untungnya keberadaan pemadam kebakaran swadaya milik warga juga berperan sehingga api bisa dilokalisasi dan dipadamkan.

Dari kejadian itu, masyarakat diharapkan memahami keinginan pemerintah untuk menata kawasan permukiman padat, khususnya memperlebar jalan ke dalam permukiman agar bisa dilalui mobil.

Selain untuk kelancaran lalu lintas, hal tersebut juga sebagai antisipasi jika terjadi hal tidak diinginkan, khususnya kebakaran.

Halikinnor menjelaskan bahwa program penataan permukiman padat penduduk itu untuk kepentingan masyarakat.

"Ada hal kepentingan bersama yang ingin dicapai sehingga masyarakat diimbau mendukung program tersebut," katanya.