Bangkit kembali, Padi siapkan album keenam

id padi, album ke 6. padi reborn

Bangkit kembali, Padi siapkan album keenam

Gitaris Grup Band Padi, Piyu. (ANTARA/Prasetyo Utomo)

Surabaya (Antaranews Kalteng) - Kelompok musik Padi menyiapkan album ke enam yang akan mulai dikerjakan setelah bulan puasa Ramadan atau akhir Juni 2018.

"Sekarang sedang menyatukan `chemistry` di antara personel kami karena sudah lama vakum," ujar penggebuk drum Padi Surendro Prasetyo atau yang akrab disapa Yoyo, saat konferensi pers di Surabaya, Jawa Timur, Kamis.

Kelompok musik bergenre pop-rock ini menggelar konferensi pers untuk konser bertajuk "Welcome Home" yang dijadwalkan berlangsung di Grand City Mall Surabaya pada 3 Februari.

Sehari sebelumnya, Rabu (31/1) malam, kelompok musik yang beranggotakan gitaris Satriyo Yudi Wahono, gitaris Ari Tri Sosianto, basis Rindra Risyanto Noor, vokalis Andi Fadly Arifuddin, selain drummer Yoyo itu juga telah menggelar konser bertajuk "The Intimate" di Jakarta.

Yoyo mengatakan konser di Jakarta tiketnya terjual habis. "Energi penonton menambah semangat permainan kami di atas panggung," katanya.

Energi dari konser "The Intimate" di Jakarta itulah yang membulatkan tekad mereka untuk kembali berkarya membuat album ke enam.

Kelompok musik Padi sepanjang karirnya telah menelurkan karya sebanyak lima album musik, yaitu Lain Dunia (1999), Sesuatu Yang Tertunda (2001), Save My Soul (2003), Padi (2005), dan Tak Hanya Diam (2007).

"Konser The Intimate di Jakarta kemarin, serta konser `Welcome Home` di Surabaya besok adalah ajang pemanasan kami untuk kembali menyatukan `chemistry` sebelum nantinya membuat album ke enam. Kami akan mulai mengerjakannya setelah bulan puasa," katanya.


Baca : Tujuh tahun vakum, Padi Reborn terlahir kembali

Gitaris Satriyo Yudi Wahono, atau akrab disapa Piyu, memastikan, karya-karya musik yang akan mereka ciptakan di album ke enam nanti tidak akan berubah dari aliran musik yang selama ini telah dikenal masyarakat.

"Saya tahu sekarang zamannya sudah berubah dan serba digital. Tapi aliran atau khittah musik kami masih tetap seperti yang dulu. Kalaupun ada yang berubah mungkin dari sentuhan soundsystem-nya," ujarnya.

Era digital, lanjut dia, hanya merubah sistem pemasarannya. Kalau dulu pemasaran musik dilakukan lewat radio maka sekarang Padi juga harus mengikuti zaman dengan mempromosikannya lewat media sosial seperti You Tube dan Instragram.

Pun seandainya album ke enam Padi dengan aliran musik yang sama seperti dulu tidak mendapat respon dari generasi Y dan Z, di era millenial ini, Piyu menyatakan tidak masalah.

"Kami tidak masalah seandainya album ke enam Padi nantinya cuma didengarkan oleh 10 orang Sobat Padi dan semakin `Alhamdulillah` jika didengarkan oleh 1.000 orang. Karena khittah musik kami ya memang seperti ini," ucapnya.