Sampit (Antaranews Kalteng) - Sekolah-sekolah di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalteng, menyiagakan genset untuk mengantisipasi terjadi pemadaman listrik saat ujian berlangsung seperti yang pernah terjadi saat ujian nasional berbasis komputer (UNBK) pekan lalu.
"Pantauan kami sampai siang ini, alhamdulillah semua berjalan lancar. Mudah-mudahan tidak ada gangguan sampai selesai nanti. Tapi antisipasi harus tetap dilakukan," kata Wakil Bupati HM Taufiq Mukri di Sampit, Senin.
Taufiq didampingi Kepala Dinas Pendidikan Bima Ekawardhana dan Kepala Kantor Kementerian Agama Kotawaringin Timur H Samsudin, memantau pelaksanaan ujian nasional tingkat Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Aliyah. Ujian nasional berlangsung selama empat hari.
Dia memantau pelaksanaan ujian nasional di SMAN 1 Sampit dan MAN 1 Sampit. SMAN 1 Sampit juga menampung peserta dari SMA Maranatha yang menumpang mengikuti ujian nasional berbasis komputer di sekolah itu.
Taufiq bersyukur karena fasilitas yang ada di sekolah sudah memadai untuk pelaksanaan ujian nasional berbasis komputer. Untuk sekolah yang masih melaksanakan ujian nasional menggunakan kertas dan pensil, diharapkan juga tidak mengalami kendala.
Saat pelaksanaan ujian nasional berbasis komputer tingkat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) pada pekan lalu, sempat dihadapkan pada pemadaman listrik. Untungnya seluruh sekolah sudah menyiagakan genset sehingga ujian nasional tidak terganggu meski listrik PLN sedang padam.
"Saya lihat persiapan sekolah sudah bagus. Mudah-mudahan saja anak didik kita juga menjawab soal ujian dan hasilnya juga bagus," kata Taufiq.
Kepala Dinas Pendidikan Bima Ekawardhana mengatakan, ada 23 sekolah yang melaksanakan ujian nasional dengan sisten UNBK atau ujian nasional berbasis komputer, yakni terdiri 22 SMA dan satu Madrasah Aliyah (MA). Selain itu, ada lima MA yang melaksanakan ujian nasional menggunakan kertas dan pensil atau UNKP.
Total peserta dari SMA dan MA yang mengikuti ujian nasional tahun ini sebanyak 2.862 siswa. Pihaknya belum mendapat laporan apakah ada peserta yang tidak hadir atau tidak.
"Lima Madrasah Aliyah yang masih melaksanakan ujian menggunakan kertas dan pensil tersebut umumnya sekolah swasta. Mudah-mudahan nanti semua bisa melaksanakan ujian nasional berbasis komputer," harap Bima.
Kepala Bidang Pendidikan Madrasah Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kalimantan Tengah, Abdul Rahman mengatakan, masih adanya lima sekolah di Kotawaringin Timur yang melaksanakan masih ujian nasional menggunakan kertas dan pensil, hanya karena masalah teknis.
"Sebenarnya sudah siap, tapi ketika datanya hendak kami sampaikan ke Dinas Pendidikan, ternyata pendataan sudah ditutup di pusat. Nanti tahum 2019, insya Allah di Kalimantan Tengah semua akan melaksanakan ujian nasional berbasis komputer, bahkan hingga tingkat MTs," kata Abdul Rahman.
Sementara itu, pengawasan dilakukan terhadap seluruh sekolah yang melaksanakan ujian berbasis komputer, maupun berbasis kertas dan pensil. Pemerintah daerah berharap semua berjalan lancar dan hasilnya memuaskan.