Bekantan lumpuh ini ditemukan di hutan Sampit dengan kondisi memprihatinkan

id Bekantan lumpuh ini ditemukan di hutan Sampit dengan kondisi memprihatinkan,Nasalis larvatus,BKSDA,Muriansyah

Bekantan lumpuh ini ditemukan di hutan Sampit dengan kondisi memprihatinkan

Bekantan ini ditemukan warga di pinggir hutan Kelurahan Tanah Mas Kecamatan Baamang, kemudian diserahkan kepada BKSDA Pos Jaga Sampit, Kamis (5/7/2018). (Istimewa)

Sampit (Antaranews Kalteng) - Warga Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalteng, menemukan seekor bekantan (nasalis larvatus) yang kondisinya memprihatinkan karena lumpuh sehingga tidak bisa banyak bergerak.

"Saat ditemukan warga, kedua kaki bekantan itu lumpuh dan dikerumui semut api," kata Komandan Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalteng Pos Jaga Sampit, Muriansyah di Sampit, Kamis.

Bekantan berjenis kelamin jantan itu diperkirakan dewasa namun belum diketahui berusia usianya. Satwa liar dilindungi itu ditemukan di Kelurahan Tanah Mas, Kecamatan Baamang oleh warga bernama Abdurrahman.

Belum diketahui penyebab kerabat kera dengan ciri khas hidung panjang itu menjadi lumpuh. Namun, kelumpuhan itu bisa dipicu beberapa sebab seperti terjatuh atau dipukul.

"Bagian pinggang ke bawah tidak bisa bergerak, tapi tidak ditemukan luka bekas benda tajam. Besok setelah sampai di Pangkalan Bun, rencananya langsung diperiksakan ke Yayasan OFI," jelasnya.

Bekantan tersebut sempat dibawa pulang oleh Abdurrahman yang kemudian melaporkannya kepada aparatur desa dan BKSDA. Kamis pagi, bekantan itu diserahkan kepada BKSDA Pos Jaga Sampit.

Rencananya bekantan akan dibawa ke kantor BKSDA di Pangkalan Bun pada Jumat (6/7) pagi untuk diobservasi. Jika sudah sehat dan dinyatakan siap hidup di alam maka bekantan akan dilepasliarkan di hutan.

Bekantan tersebar dan endemik di hutan bakau, rawa dan hutan pantai di Pulau Borneo yakni meliputi Kalimantan, Sabah, Serawak dan Brunei Darussalam. Binatang ini dilindungi karena populasinya terus berkurang dan terancam punah.

Satwa ini dikenal memiliki sifat pemalu dan selalu menghindar jika bertemu manusia. Kini populasi mereka terdesak akibat kerusakan hutan dan berkurangnya sumber makanan mereka.