15 desa Barut jadi sasaran program Pamsimas

id program penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat (Pamsimas),air minum dan sanitasi,desa Barut jadi sasaran program Pamsimas

15 desa Barut jadi sasaran program Pamsimas

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Litbang Barito Utara, Muhlis. (Ist)

Muara Teweh (Antaranews Kalteng) - Sebanyak 15 desa di delapan dari sembilan kecamatan di Kabuaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, menjadi sasaran program penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat (Pamsimas).

"Tersedianya sarana air minum dan sanitasi yang telah terbangun, diharapkan dapat menambah cakupan jumlah penerima manfaat akses air minum dan sanitasi yang layak dalam rangka memenuhi capaian 100 persen target universal acess 2019 yang berkelanjutan," kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Litbang Barito Utara Muhlis di Muara Teweh, Rabu.

Menurut Muhlis, hal tersebut berdasarkan keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) No 59/KPTS/M/2018 tentang penetapan kabupaten sasaran program Nasional Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas).

Pihaknya berupaya menambah desa lagi yang belum mendapat akses 100 persen air minum diluar desa- desa yang sudah ditetapkan masuk program tersebut.

"Kami terus meningkatkan akses penduduk pedesaan dan pinggiran kota terhadap fasilitas air minum dan sanitasi di daerah ini," katanya tanpa merinci nama desa-desa yang masuk program Pamsimas itu.

Muhlis mengatakan harapan pemerintah kepada masyarakat dalam menjalankan dan melaksanakan program Pamsimas ini diantaranya mampu untuk mengorganisasi dirinya, merencanakan, mengelola dan menjaga keberlanjutan pelayanan air minum dan sanitasi yang aman.

Kemudian memperkuat kapasitas kelembagaan masyarakat dalam rangka menjamin kualitas pengelolaan pelayanan spams perdesaan dan memingkatkan kesehatan masyarakat melalui penerapan perilaku hidup bersih dan sehat, yang ditandai dengan berkurangnya kebiasan babs.

"Segala hal yang masih menjadi kendala dilapangan, diharapkan dapat diselesaikan dengan koordinasi dengan fasilitator dan takeholder terkait, sehingga tidak menjadi masalah besar yang berujung pada kegagalan program ini," ujar Muhlis.