Puslabfor Mabes Polri selidiki kebakaran Pasar Pendopo

id Pusat Laboratorium Forensik,Mabes Polri,Pasar Pendopo,kebakaran

Puslabfor Mabes Polri selidiki kebakaran Pasar Pendopo

Puslabfor Mabes Polri Surabaya dibantu anggota Polres Barito Utara saat melakukan penyidikan sebab terjadinya kebakaran Pasar Pendopo Muara Teweh, Selasa. (Foto Kasriadi)

Muara Teweh (Antaranews Kalteng) - Dua anggota Pusat Laboratorium Forensik Mabes Polri Cabang Surabaya, Jawa Timur, melakukan penyelidikan penyebab kebakaran yang menghanguskan Pasar Pendopo Muara Teweh, Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah.

Kompol Hadi Setiono dan Bripka Fikri dari Pusat Laboratorium Forensik (Puslafor) Surabaya yang dibantu anggota Satreskrim Polres Barito Utara melakukan olah TKP di Pasar Pendopo Muara Teweh pada hari Selasa.

Kapolres Barito Utara AKBP Dostan Matheus Siregar melalui Kasat Reskrim AKP Syamsul Bahri mengatakan bahwa tim dari Puslabfor Mabes Polri Surabaya saat ini tengah melakukan olah TKP guna mengetahui asal mula dan penyebab kebakaran.

Dari hasil olah TKP, lanjut dia, ada beberapa barang bukti yang diambil untuk diteliti, kemudian hasilnya sebagai dasar untuk mengetahui penyebab kebakaran.

"Sampel yang diambil akan diuji forensik. Hasil dari penelitian ini akan dapat mengetahui penyebab terjadinya kebakaran," katanya.

Untuk hasil sementara, katanya lagi, pihaknya belum dapat memastikan

Jika dilihat dari posisi sisa pembakaran dan posisi arah pembakaranya, titik api berada di posisi sebelah yang lagi dikerjakan anggota.

Di posisi itu, kata Kasat Reskrim, ditemukan kabel-kabel serabut yang tidak standar.

Hasil sementara dari pemeriksaan dari tim Labfor Mabes Polri, katanya lagi, ada dugaan penyebab kebakaran akibat hubungan arus pendek.

Berdasarkan data kepolisian, akibat kebakaran tersebut, sedikitnya 470 kios di Pasar Pendopo Muara Teweh hangus terbakar dengan kerugian puluhan miliaran rupiah. Dalam kejadian tersebut, tidak ada korban jiwa.

"Kita tunggu saja hasil dari Puslabfor Mabes Polri Surabaya yang saat ini lagi mengumpulkan bukti-bukti di lapangan. Hasilnya tidak bisa diketahui dalam waktu dekat, bahkan bisa memerlukan waktu sekitar sebulan," ujarnya.