Nelayan Kotim diminta tidak memaksakan diri

id Nelayan Kotim diminta tidak memaksakan diri,Kotawaringin Timur,Supian Hadi

Nelayan Kotim diminta tidak memaksakan diri

Bupati Kotim H Supian Hadi saat mengunjungi 13 nelayan asal Indramayu korban kapal terbalik yang dievakuasi ke Sampit, Minggu (5/8/2018). (Foto Antara Kalteng/Norjani)

Sampit (Antaranews Kalteng) - Nelayan di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah diminta tidak memaksakan diri untuk melaut ketika cuaca sedang buruk, karena sangat berbahaya bagi keselamatan.

"Mencari ikan di laut merupakan mata pencaharian, namun ketika cuaca buruk seperti gelombang tinggi, saya meminta nelayan tidak memaksakan diri. Keselamatan harus diutamakan dan jauh lebih penting," kata Bupati Kotim, Supian Hadi di Sampit, Rabu.

Imbauan itu disampaikan Bupati Supian seiring memburuknya cuaca di laut, ditandai gelombang tinggi yang terjadi beberapa pekan terakhir. Supian berharap kecelakaan di laut tidak sampai terjadi lagi bagi nelayan Kotawaringin Timur.

Akhir pekan tadi ada 13 nelayan asal Indramayu Jawa Barat korban terbaliknya KM Bunga Hati 2, dievakuasi ke Sampit. Mereka diselamatkan oleh sebuah kapal barang yaitu KM Bahari Maju II yang sedang melintas di perairan Indramayu saat perjalanan menuju Sampit.

Pemerintahan daerah dan pihak lainnya berusaha memberikan bantuan terbaik hingga 13 nelayan tersebut dijemput pulang pada Selasa (7/8) kemarin. Supian bahkan turun langsung membantu mengurus keperluan 13 nelayan tersebut, termasuk membelikan pakaian, sandal dan perlengkapan lain.

Supian berharap musibah yang dialami 13 nelayan asal Indramayu tersebut menjadi pelajaran bagi seluruh nelayan, termasuk di Kotawaringin Timur. Sangat berbahaya jika memaksakan diri melakukan ketika cuaca sedang buruk.

"Nelayan di daerah ini kan umumnya menggunakan kapal kayu dengan ukuran tidak terlalu besar sehingga rawan terbalik kalau ada gelombang tinggi. Saya sangat berharap para nelayan untuk lebih berhati-hati," ujar Supian.

Nelayan di Kotawaringin Timur umumnya tersebar di Kecamatan Teluk Sampit, Pulau Hanaut, Mentaya Hilir Selatan, Mentaya Hilir Utara dan Seranau.

Namun konsentrasi terbesar nelayan berada di Teluk Sampit, khususnya di Desa Ujung Pandaran dan sekitarnya.

Pemerintah daerah terus berupaya meningkatkan kesejahteraan nelayan dengan memberikan berbagai jenis bantuan. Selain berupa armada dan alat tangkap di laut, pemerintah daerah juga mendorong peningkatan produksi perikanan melalui budidaya karena potensinya juga sangat besar.

Hasil produksi perikanan Kotawaringin Timur dipasarkan di daerah sendiri dan sebagian di bawa ke daerah lain seperti Seruyan, Kotawaringin Barat dan Palangka Raya. Peningkatan produksi diharapkan akan berimbas besar terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat yang bergerak di sektor perikanan.