Harga tiket pesawat terlalu tinggi, Pemkab Kotim protes

id Tiket pesawat terlalu tinggi, Pemkab Kotim protes,Bandara h asan,Maskapai

Harga tiket pesawat terlalu tinggi, Pemkab Kotim protes

Calon penumpang menunggu di tenda regu halaman Bandara H Asan Sampit. Saat ini masyarakat mengeluhkan tingginya harga tiket. (Foto Antara Kalteng/Norjani)

Sampit (Antaranews Kalteng) - Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalteng, meminta maskapai penerbangan yang beroperasi di Bandara H Asan Sampit agar menurunkan tarif tiket.

"Tadi saya menandatangani surat dan meminta Kepala Dinas Perhubungan untuk menemui pimpinan maskapai dan Dirjen Perhubungan Udara terkait masalah ini," kata Sekretaris Daerah Kotawaringin Timur, Halikinnor di Sampit, Selasa.

Saat ini ada tiga maskapai yang beroperasi di Bandara H Asan Sampit yaitu Sriwijaya Air, Wings Air dan Nam Air. Ketiganya berada pada naungan grup perusahaan yang sama. Ada sembilan penerbangan setiap harinya dengan tujuan Surabaya, Jakarta, Semarang, Palangka Raya dan Banjarmasin.

Menjelang Lebaran Idul Fitri lalu harga tiket pesawat naik tinggi. Perusahaan maskapai diperkirakan menjual tiket dengan patokan harga pada batas atas yang diperbolehkan pemerintah.

Namun hingga saat ini, tarif tiket ternyata tetap tinggi sehingga dikeluhkan masyarakat. Untuk tujuan Jakarta dan Surabaya, harga tiket kelas ekonomi rata-rata dijual di atas Rp1,2 juta, sedangkan kelas bisnis mencapai Rp1,8 juta.

Banyaknya keluhan masyarakat itulah yang membuat pemerintah daerah menyikapinya secara serius. Harapannya ada solusi agar semua pihak bisa sama-sama berjalan sehingga perekonomian daerah tetap meningkat.

"Kami akan meminta penjelasan kepada maskapai kenapa harga tiket sampai tinggi seperti itu. Selanjutnya, kami minta ada solusi terbaik. Jangan sampai juga kita memaksakan turun tapi ternyata maskapainya merugi dan tidak bisa lagi beroperasi di sini, kan jadi masalah juga," kata Halikinnor.

Permintaan jasa transportasi udara terus meningkat seiring terus tumbuhnya perekonomian daerah. Tingginya kebutuhan itu terlihat dari kursi pesawat yang hampir terisi penuh setiap kali keberangkatan.

Tingginya harga tiket cukup berpengaruh terhadap aktivitas masyarakat dan dikhawatirkan berdampak pada harga kebutuhan. Selain itu, keberadaan transportasi udara juga menjadi salah satu faktor penting dalam mendukung dunia investasi.

Halikinnor yakin, jika harga tiket pesawat terjangkau, pengguna jasa transportasi udara akan meningkat. Bahkan terbuka kemungkinan penumpang dari daerah lain seperti Palangka Raya dan Pangkalan Bun akan beralih berangkat melalui Bandara H Asan Sampit jika terjadi selisih harga tiket yang cukup besar.