Sampit (Antaranews Kalteng) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Kalimantan Tengah, mengapresiasi upaya Pemerintah Kabupateh Kotawaringin Timur yang terus gencar mendorong peningkatan peserta baru keluarga berencana, khususnya metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP).
"Pelayanan MKJP di sini sudah cukup bagus. Kami harapkan terus ditingkatkan. Kami berharap peserta KB yang menggunakan pil dan suntikan juga beralih ke MKJP. MKJP bisa berupa implan maupun IUD," kata Kepala Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi BKKBN Provinsi Kalimantan Tengah, Uwanfrid di Sampit, Selasa.
Program KB dengan MKJP adalah alat kontrasepsi yang digunakan untuk menunda kehamilan, serta menghentikan kesuburan, yang digunakan dengan jangka panjang, yang meliputi IUD atau alat kontrasepsi dalam rahim, implan dan kontrasepsi mantap.
Kontrasepsi KB mantap meliputi medis operatif wanita (MOW) atau tubektomi dan medis operatif pria (MOP) atau vasektomi. Sementara itu, kontrasepsi 'intrauterine device' (IUD) atau lebih dikenal masyarakat sebagai KB spiral merupakan salah satu jenis metode KB yang banyak diminati oleh para ibu di Indonesia.
Uwanfrid mengatakan, target MKJP di Kalimantan Tengah tahun ini sekitar 6.000 akseptor baru, namun saat ini baru 1.000 orang lebih. Dari jumlah itu, sekitar 600 peserta baru tersebut berada di Kotawaringin Timur.
Beberapa kendala program MKJP seperti, banyaknya warga yang mengaku malu menggunakan IUD, ada mitos bahwa alat yang dipasang dalam tubuh bisa bergeser serta kendala belum terjaminnya ketersediaan peralatan yang dibutuhkan untuk MKJP.
"KB secara umun sangat dibutuhkan masyarakat, termasuk di perdesaan, tapi mereka umumnya menggunakan pil, suntik maupun kondom. Terkadang ketersediaan alat untuk MKJP di fasilitas kesehatan kosong sehingga akhirnya mereka menggunakan pil atau suntik," jelas Uwanfrid.
Untuk mengatasi kekosongan peralatan untuk MKJP tersebut, BKKBN Kalimantan Tengah sudah menyurati seluruh kabupaten dan kota agar menyiapkan alat kontrasepsi jangka panjang itu, khususnya implan dan IUD, minimal 10 unit di setiap fasilitas kesehatan.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kotawaringin Timur, Hj Ellena Rosie mengatakan, pihaknya terus gencar menjalankan program KB, termasuk MKJP. Tanggapan masyarakat positif ditandai dengan terus bertambahnya akseptor baru di daerah ini.
"Masyarakat sangat antusias. Kami terus mensosialisasikan program ini, di antaranya melalui Kampung KB. Mungkin saja masih banyak warga yang belum tahu, sehingga dengan sosialisasi itu diharapkan makin banyak masyarakat yang berminat menjadi akseptor KB baru," harap Rosie.
Sementara itu, Uwanfrid dan Ellena Rosie menghadiri temu kerja dalam rangka pemantapan promosi dan konseling kesehatan reproduksi di Kampung KB Kabupaten Kotawaringin Timur. Kegiatan ini dihadiri peserta dari seluruh kecamatan.
Kegiatan yang dipusatkan di Markas Kodim 1015 Sampit itu juga diisi kegiatan sosial pelayanan KB kepada peserta yang juga berasal dari sejumlah kecamatan. Kegiatan ini disambut antusias masyarakat karena dinilai sangat bermanfaat.
Pasiter Kodim 1015 Sampit Kapten Arh Sutomo mengatakan, pihaknya bangga bisa bekerja sama dengan banyak pihak dalam kegiatan rutin yang dilaksanakan dua kali dalam setahun. Program KB sangat penting untuk pengendalian pertumbuhan penduduk agar tidak sampai membeludak.
"Kalau jumlah penduduk tidak dikendalikan, dampaknya luas seperti terhadap kesejahteraan, pengangguran, keamanan dan lainnya. Kegiatan ini diharapkan menekan laju pertumbuhan penduduk," demikian Sutomo.