Palangka Raya (Antaranews Kalteng) - Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah mencatat, jumlah kasus deman berdarah dangue sampai akhir Oktober 2018 mencapai 111 kasus, bahkan telah merenggut enam nyama hanya dalam waktu sebulan.
Mengantisipasi agar korban demam berdarah tidak terus bertambah, telah dilakukan berbagai upaya dan strategi, salah satunya dengan fogging untuk memberantas nyamuk dewasa, kata lt Kepala Dinkes melalui Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Edi Kelana, di Palangka Raya, Kamis.
"Tapi permasalahannya fogging itu lebih memberantas nyamuk dewasa, sedangkan anakan masih tetap hidup. Jadi, paling efektif mencegah tidak terjadi demam berdarah ya dengan membasmi sarang nyamuknya. Caranya dengan menguras, menutup dan menimbun atau lebih dikenal dengan 3M," beber dia.
Menurut Dinkes Kalteng, langkah paling tepat mencegah dan mengatasi agar tidak terjadi demam berdarah dengan membasi jentik nyamuk ini. Sebab, bila mampu dibatasi perkembangan nyamuknya, maka upaya untuk meminimalisir DBD di Kalteng bisa dilakukan, bahkan mungkin ditekan.
Edi mengaku pihaknya sekarang ini sedang berupaya menerapkan dan mengembangkan program satu rumah satu juru pemantau jentik (Jumantik) untuk melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).
"Program itu di tiap satu rumah harus ada petugas yang akan mengawasi secara berkala setiap minggu. Untuk memastikan apakah di rumah ada jentik nyamuk atau tidak," beber dia.
Saat ini program tersebut baru disosialisasikan untuk beberapa daerah saja, yakni Kabupaten Kapuas, Kotawaringin Timur, Barito Selatan. Dinkes Kalteng akan terus menyosialisasikan program ini ke semua daerah, agar kabupaten dan kota se-Kalteng bisa menekan kasus DBD di daerahnya melalui lingkup kecil yakni rumah tangga.
Kasi di Dinkes Kalteng itu mengatakan, satu rumah satu jumantik ini sangat efektif dibandingkan dengan upaya fogging. Pertimbanganya, pertama fogging dinilai hanya membunuh nyamuk dewasa, kemudian kedua, apabila nyamuk dewasa terus-terusan terpapar fogging maka nyamuk justru kebal.
"Jika fogging terus, bukan malah membuat nyamuk mati, tapi malah kebal. Jadi yang paling efektif itu PSN. Itu kenapa program yang kami bikin itu satu rumah harus ada satu pengawas jentik. Jadi, laporannya melalui RT, ke kecamatan, dan ke dinas kabupaten dan kota setempat," demikian Edi.
Berita Terkait
APBD Kalteng terus meningkat, kini capai Rp8,79 triliun
Jumat, 3 Mei 2024 16:41 Wib
Nuryakin siap bertarung di Pilkada Kalteng
Jumat, 3 Mei 2024 16:02 Wib
Bulog serap 5.200 ton beras hasil pertanian Kalteng
Jumat, 3 Mei 2024 7:26 Wib
Tingkatkan mutu pendidikan, Pj Bupati Mura resmikan gedung sekolah baru
Jumat, 3 Mei 2024 1:25 Wib
BI siap bantu wartawan Kalteng sajikan berita ekonomi secara menarik
Kamis, 2 Mei 2024 19:21 Wib
Permohonan m-paspor di Palangka Raya per hari mencapai 50 orang
Kamis, 2 Mei 2024 18:41 Wib
Gubernur Kalteng salurkan Tabungan Beasiswa Berkah untuk belasan ribu mahasiswa
Kamis, 2 Mei 2024 18:02 Wib
Petani hortikultura di Kotim merugi akibat lahan dilanda banjir
Rabu, 1 Mei 2024 22:19 Wib