PMI Kotim tingkatkan keamanan kualitas darah

id PMI Kotim tingkatkan keamanan kualitas darah,Unit donor darah,Palang merah indonesia,Transfusi,Yuendri Irawanto

PMI Kotim tingkatkan keamanan kualitas darah

Bupati Kotim H Supian Hadi dan Wakil Bupati HM Taufiq Mukri bersama pejabat lainnya saat meninjau peralatan di Unit Donor Darah PMI Kotawaringin Timur, belum lama ini. (Foto Antara Kalteng/Norjani)

Sampit (Antaranews Kalteng) - Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah, terus berupaya meningkatkan pelayanan serta keamanan kualitas darah dengan terus memodernisasi peralatan.

"Dengan peralatan yang baru, hasil pemeriksaan makin akurat dan itu menjamin keamanan darah. Pemanfaatan elemen darah juga lebih optimal," kata Kepala Unit Donor Darah PMI Kabupaten Kotawaringin Timur, dr Yuendri Irawanto di Sampit, Jumat.

Saat ini Unit Donor Darah PMI Kotawaringin Timur sudah menggunakan filter 'leukodepleted' untuk memisahkan leukosit agar mengurangi risiko saat dan setelah transfusi. Harapannya, pasien tidak menerima reaksi tidak diinginkan dan lebih cepat sembuh.

Unit Donor Darah PMI Kotawaringin Timur juga mulai menggunakan metode baru dalam pemeriksaan darah yakni CLIA atau "chemiluminescence immuno assay". Metode CLIA lebih maju dibanding metode ELISA atau "enzym linked immuno sorbent assay" yang masih banyak digunakan unit donor darah pratama sesuai standar nasional.

Unit Donor Darah Kotawaringin Timur menggunakan metode CLIA untuk pemeriksaan uji saring IMLTD atau infeksi menular lewat transfusi darah yang meliputi empat jenis penyakit, yaitu hepatitis B, hepatitis C, HIV/AIDS dan sipilis.

Penggunaan metode ini dinilai meningkatkan keamanan daerah yang akan disalurkan kepada pasien yang membutuhkan. Metode ini sangat akurat untuk mendeteksi berbagai jenis penyakit jika ada yang terkandung dalam darah pendonor.

Sejak menggunakan metode tersebut tahun ini sampai Oktober, ditemukan darah yang mengandung hepatitis B sebanyak 62 kantong, hepatitis C sebanyak 9 kantong, HIV 9 kantong dan sipilis 10 kantong. Sementara sepanjang 2017 lalu temuan hepatitis B sebanyak 69 kantong, hepatitis C sebanyak 4 kantong, HIV 4 kantong dan sipilis 14 kantong.

Keakurasian hasil pemeriksaan ini sangat penting untuk mencegah penularan penyakit dari darah pendonor kepada penerima donor. Petugas juga akan menginformasikan jika darah pendonor tidak bisa digunakan akibat adanya bibit penyakit.

Yuendri mengatakan, kebutuhan darah per bulan berkisar 400 kantong darah. Namun dia bersyukur kini partisipasi masyarakat sangat tinggi untuk mendonorkan darahnya secara suka rela.

"Daerah lain mengandalkan pasokan darah dari kegiatan donor massal, kalau di Kotawaringin Timur kini banyak pendonor suka rela. Bahkan terkadang kami harus meminta mereka mengatur jadwal jika stok darah sedang banyak karena darah ada masa kedaluwarsanya," ujar Yuendri.

Pasokan darah yang mencukupi, membuat permintaan darah, khususnya dari RSUD dr Murjani Sampit selalu terpenuhi. Bahkan sejak Februari hingga Agustus, tidak ada pasien atau keluarga pasien yang mencari darah sendiri karena semua bisa dipenuhi oleh Unit Donor Darah PMI Kotawaringin Timur.

"Kami juga akan membuat website sehingga masyarakat bisa melihat stok darah yang ada saat itu. Kami akan terus berusaha meningkatkan pelayanan. Kami PMI Kotim tingkatkan keamanan kualitas darah sangat berterima kasih kepada semua pihak, seluruh masyarakat, khususnya pendonor yang telah banyak membantu," demikian Yuendri.