Chicago (Antaranews Kalteng) - Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange lebih rendah pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), karena dolar AS menguat terhadap euro dan sekeranjang mata uang utama lainnya.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari 2019, turun 2,60 dolar AS atau 0,21 persen, menjadi menetap di 1.247,40 dolar AS per ounce.
Indeks dolar AS, ukuran greenback terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya, naik 0,05 persen menjadi 97,04 pada pukul 18.23 GMT.
Bank Sentral Eropa (ECB) mengumumkan pada Kamis (13/12) pagi bahwa pihaknya akan mengakhiri program pembelian aset besar-besaran selama empat tahun, sementara mempertahankan suku bunga utama untuk kawasan euro tidak berubah, seperti yang diperkirakan sebagian besar analis.
Presiden ECB Mario Draghi mengakui risiko penurunan ekonomi zona euro, yang menyebabkan merosotnya euro terhadap dolar AS.
Ketika dolar AS menguat maka emas berjangka biasanya akan jatuh, karena emas yang dihargakan dalam dolar AS menjadi mahal bagi investor yang memegang mata uang lainnya.
Adapun logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Maret 2019 naik 0,4 persen atau 0,03 persen, menjadi ditutup pada 14,855 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari 2019 turun 9,6 dolar AS atau 1,19 persen, menjadi menetap di 797,50 dolar AS per ounce.
Berita Terkait
Kurs rupiah Rabu pagi naik 55 poin
Rabu, 24 April 2024 11:30 Wib
Nilai tukar rupiah Selasa pagi turun 7 poin
Selasa, 23 April 2024 9:11 Wib
Kurs rupiah Senin pagi naik 45 poin
Senin, 22 April 2024 10:00 Wib
Staf khusus Menteri BUMN bantah Erick Thohir minta borong dolar
Jumat, 19 April 2024 14:55 Wib
Benarkah uang keluaran terbaru setara satu juta rupiah? Ini faktanya
Jumat, 19 April 2024 8:57 Wib
Kurs rupiah Kamis pagi menguat 43 poin
Kamis, 18 April 2024 9:22 Wib
Kurs rupiah Senin pagi turun 240 poin
Selasa, 16 April 2024 11:29 Wib
Apple lagi-lagi hadapi gugatan, kali ini dengan nilai 1 miliar dolar AS
Senin, 15 April 2024 15:03 Wib