Sampit (Antaranews Kalteng) - Seorang nelayan bernama Yahya (56) ditemukan tak bernyawa dengan posisi terjepit di kapalnya yang terdampar di pantai kawasan Dusun Cemeti Desa Satiruk Kecamatan Pulau Hanaut Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah.
"Jenazah tiba di rumah duka sekitar pukul 19.30 WIB tadi malam. Kejadian ini juga sudah dilaporkan kepada polisi," kata Camat Pulau Hanaut H Eddy Mashami dihubungi dari Sampit, Senin.
Informasi masyarakat, kejadian berawal ketika korban berpamitan kepada istrinya untuk melaut pada Minggu (16/12) sekitar pukul 02.00 WIB. Seperti biasa, korban berangkat sendirian dari rumahnya di Desa Bapinang Hilir menggunakan kapal motor berukuran sedang.
Tidak diketahui persis kejadiannya, namun masyarakat menduga kejadian nahas itu akibat kapal korban dihantam gelombang sehingga mengakibatkan korban terjatuh di perahunya sendiri. Saat itu perairan laut Satiruk memang sedang dilanda gelombang tinggi.
Sekitar pukul 14.30 WIB, seorang nelayan bernama Aini yang hendak melaut, melihat sebuah kapal nelayan terdampar di pantai Dusun Cemeti yang cukup jauh dari permukiman penduduk. Saat mendekati kapal, Aini kaget karena di dalam kapal tersebut terdapat jenazah seorang pria.
Saat ditemukan, kondisi jenazah Yahya, sebelah kakinya terperosok atau terjepit palang kapal. Ada dugaan dia terjatuh saat kapalnya dihantam gelombang. Korban diduga terbentur keras karena ada bekas benturan di bagian kepala pria malang tersebut.
Aini kemudian menginformasikan temuan itu kepada warga dan ternyata ada yang mengenali identitas bahwa korban adalah Yahya. Kejadian itu juga dilaporkan kepada polisi.
Jenazah korban kemudian dievakuasi dan tiba di rujah duka sekitar pukul 20.00 WIB. Pihak keluarga menerima kejadian itu sebagai musibah dan menolak untuk dilakukan visum.
"Jenazah dimakamkan hari ini di kampung beliau di Desa Bapinang Hilir," kata Eddy.
Sebagian besar pria di Kecamatan Pulau Hanaut memang berprofesi sebagai nelayan tradisional. Mereka umumnya menggunakan peralatan tradisional dan armada yang tidak terlalu besar sehingga rawan saat terjadi gelombang tinggi.
Eddy mengimbau masyarakatnya meningkatkan kewaspadaan saat melaut, apalagi saat ini gelombang sedang tinggi. Jika cuaca sedang buruk, warga diminta tidak memaksakan diri melaut karena sangat berbahaya.
Berita Terkait
Sebanyak 11 jenazah korban kecelakaan KM 58 berhasil teridentifikasi
Senin, 15 April 2024 18:34 Wib
Enam jenazah WNI korban kapal tenggelam di Jepang dipulangkan ke Indonesia
Sabtu, 6 April 2024 15:31 Wib
Jenazah Briptu Alfando Steve korban penembakan KKB dimakamkan di TMP Banggai
Senin, 22 Januari 2024 18:16 Wib
Pelepasan untuk penghormatan jenazah anggota DPRD Kapuas
Rabu, 17 Januari 2024 15:31 Wib
DPRD Kapuas beri penghormatan terakhir saat pelepasan jenazah Rosihan Anwar
Rabu, 10 Januari 2024 15:49 Wib
Jenazah Rizal Ramli dimakamkan di TPU Jeruk Purut
Rabu, 3 Januari 2024 14:09 Wib
Temuan dua jenazah di selter anjing Kota Blitar
Selasa, 2 Januari 2024 14:07 Wib
Jenazah Lukas Enembe tiba di Bandara Sentani Jayapura
Kamis, 28 Desember 2023 10:26 Wib