Palangka Raya (ANTARA) - Badan Pusat Statistik mencatat indeks harga konsumen di Provinsi Kalimantan Tengah selama Februari 2019 alami deflasi 0,18 persen, yang diikuti laju inflasi kalender 0,24 persen dan inflasi tahun ke tahun 4,22 persen.
Kepala BPS Kalteng Yomin Tofri di Palangka Raya, Jumat, mengatakan deflasi di provinsi ini karena terjadinya kemerosotan indeks harga kelompok bahan makanan 1,66 persen, transportasi dan komunikasi serja jasa keuangan 0,50 persen di Kota Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur.
"Sampit dan Palangka Raya merupakan dua kota yang menjadi acuan perhitungan IHK (Indeks Harga Konsumen) di Kalteng. Jadi, sekalipun Kota Palangka Raya mengalami inflasi, Kalteng tetap deflasi di bulan Februari 2019," tambahnya.
Berdasarkan data BPS Kalteng, IHK di Kota Sampit selama bulan Februari 2019 terjadi deflasi sekitar 0,65 persen, dan Kota Palangka Raya alami inflasi 0,09 persen.
Yomin mengatakan selama Februari 2019, komponen harga bergejolak (volatile foods) berperan penting terhadap penurunan indeks harga di Sampit (0,47 persen) dan Palangka Raya (0,15 persen).
Komponen inflasi inti (core inflation) memberikan pengaruh terhadap kenaikan indeks harga di Palangka Raya (0,14 persen), dan penurunan indeks harga di Sampit (0,01 persen).
Baca juga: Awal tahun 2019, Provinsi Kalteng alami inflasi 0,42 persen
"Sedangkan komponen harga diatur pemerintah, memiliki daya ungkit terhadap kenaikan indeks harga di Palangka Raya (0,10 persen). Tapi, tidak memiliki dampak terhadap kenaikan harga di Sampit yang justru menurun 0,17 persen," beber dia.
Andil komoditas utama deflasi di Kota Sampit selam februari 2019 yakni Daging Ayam Ras -0,26 persen, bawang merah 0,13 persen, bahan bakar rumah tangga -0,11 persen, kacang panjang -0,09 persen, dan angkutan udara -0,08 persen.
Sementara andil komoditas utama inflasi di Kota Palangka Raya yakni Angkutan Udara 0,11 persen, jeruk 0,07 persen, pasir 0,03 persen, sewa rumah 0,03 persen dan ikan baung 0,02 persen.
"Selama tiga bulan terakhir, tingkat harga di pasar eceran di Palangka Raya dan Sampit cenderung menurun. Puncak inflasi yang terjadi selama bulan Desember 2018 di Palangka Raya (1,07 persen) dan Sampit (1,47 persen), menurun secara konsisten hingga Februari 2019," demikian Yomin.
Baca juga: Tekan inflasi, Pemprov Kalteng sediakan 200 hektare lahan kembangkan bawang merah