Sampit (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah meningkatkan pengawasan distribusi pangan untuk mencegah gejolak inflasi yang rawan terjadi selama bulan suci Ramadhan ini akibat kenaikan harga kebutuhan pokok.
"Dinas Perdagangan dan Perindustrian sudah kami minta untuk lebih mengintensifkan pemantauan di lapangan bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID). Pemantauan ini penting untuk memastikan keamanan distribusi dan stok barang," kata Sekretaris Daerah Kotawaringin Timur Halikinnor di Sampit, Selasa.
Pengawasan distribusi barang, khususnya pangan, menjadi salah satu upaya yang harus dilakukan. Tujuannya agar pemerintah daerah bisa dengan cepat mengetahui fluktuasi harga barang di pasaran.
Hasil pengawasan di lapangan akan menjadi bahan dalam menentukan kebijakan untuk mencegah inflasi. Jika stok komoditas tertentu mulai menipis maka harus segera ditelusuri dan diketahui penyebabnya sehingga dicarikan solusinya agar tidak sampai terjadi kenaikan harga yang tinggi.
Jika distribusi barang lancar dan stok aman maka kenaikan harga dapat dihindari dan inflasi bisa ditekan. Pasokan barang juga harus mempertimbangkan peningkatan permintaan sehingga stok tetap terjaga.
Koordinasi dengan TPID juga harus ditingkatkan agar bersama-sama mencarikan solusi dengan cepat jika muncul masalah. Komunikasi dengan agen atau pedagang besar juga sangat penting agar bersama-sama menjaga keamanan stok barang untuk mencegah lonjakan harga akibat terjadi kelangkaan.
"Yang penting pasokan dan stok barang harus dijaga dan diamankan. Kalau itu lancar maka inflasi akan bisa ditekan," harap Halikinnor.
Sementara itu, berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik Kabupaten Kotawaringin Timur, selama April 2019, Kota Sampit mengalami inflasi sebesar 0,66 persen dengan indeks harga konsumen sebesar 138,61 (Maret 2019) menjadi 139,52 (April 2019). Laju inflasi tahun kalender sebesar 0,33 persen dan laju inflasi “year on year” (April 2019 terhadap April 2018) sebesar 4,50 persen.
Kota Sampit menempati peringkat ke-14 kota inflasi di tingkat nasional. Inflasi tertinggi terjadi di Medan (1,30 persen) dan deflasi tertinggi di Menado (1,27 persen).
Inflasi di Sampit terutama dipengaruhi oleh kenaikan indeks harga pada kelompok kesehatan (1,66 persen) dan bahan makanan (1,57 persen).
Komoditas yang memiliki andil tertinggi terhadap kenaikan indeks harga yang signifikan di Kota Sampit selama April 2019 secara berturut turut adalah bawang merah, bawang putih, dan angkutan udara. Sementara itu, komoditas yang memiliki kontribusi terhadap terjadinya deflasi yaitu beras, tarif listrik, cabai rawit, jeruk dan televisi berwarna.
Dari sembilan kota IHK di Pulau Kalimantan selama April 2019, seluruh kota pantauan harga mengalami inflasi, dengan inflasi tertinggi terjadi di Banjarmasin (0,97 persen) dan inflasi terendah terjadi di Samarinda (0,07 persen).
Indeks harga yang cukup tinggi berasal dari Tarakan (148,72 persen) dan Pontianak (147,18 persen). Sedangkan indeks harga yang paling rendah dibandingkan kota lainnya adalah Palangka Raya (132,98 persen).
Hingga April 2019, laju inflasi tahun kalender di wilayah Kalimantan untuk tiga kota sudah berada di atas 4,00 persen yaitu Tarakan (5,06 persen), Sampit (4,50 persen) dan Banjarmasin (4,11 persen).
Berita Terkait
Penuh perjuangan, 'Asan' si orang utan dievakuasi dari kawasan bandara di Sampit
Sabtu, 27 April 2024 5:09 Wib
SMPN 1 Sampit ajarkan siswa respons cepat dan efektif hadapi bencana
Sabtu, 27 April 2024 4:38 Wib
161 calon haji Kotim matangkan persiapan berangkat ke tanah suci
Jumat, 26 April 2024 17:27 Wib
BPBD Kotim sebut ancaman gempa jadi perhatian
Jumat, 26 April 2024 15:03 Wib
Empat perwira di Polres Kotim dimutasi
Jumat, 26 April 2024 7:24 Wib
Pengurus PKK di Kotim diingatkan bantu program pemerintah
Jumat, 26 April 2024 7:13 Wib
Warga Kotim dilarikan ke rumah sakit usai diduga diserang buaya
Kamis, 25 April 2024 20:58 Wib
Pemenang O2SN dan FLS2N jenjang SD Kotim, siap wakili ke provinsi
Kamis, 25 April 2024 20:52 Wib