Server Google bermasalah, Youtube dan Snapchat terganggu

id Server Google bermasalah, Youtube dan Snapchat terganggu,Logo Google

Server Google bermasalah, Youtube dan Snapchat terganggu

Logo Google (ANTARA News/Reuters)

Jakarta (ANTARA) - Server Google yang padat di Amerika Serikat bagian timur menyebabkan masalah bagi pengguna Snapchat dan YouTube, Minggu waktu setempat.

Para pengguna pun mengeluh di media sosial bahwa aplikasi populer itu tidak dapat diakses.

Dilansir AFP, Google mengakui masalah itu. Dalam sebuah pernyataan di halaman status Platform Cloud-nya, Google menyebut bahwa mereka berurusan dengan kepadatan jaringan yang tinggi di AS bagian timur, yang memengaruhi banyak layanan di Google Cloud, G Suite, dan YouTube.

"Pengguna mungkin merasakan kinerja yang lambat atau eror berkali-kali," tulis Google, seraya menambahkan bahwa para teknisi telah menyelesaikan satu dari dua langkah untuk memulihkan operasi.

Sebelumnya, pada hari itu para pengguna media sosial mengeluhkan lambatnya laman dan aplikasi populer tersebut.

"Google, YouTube, Snapchat, Shopify, semuanya sedang down. Apakah Internet menghilang?" tanya satu pengguna Twitter.

Kepala Komunikasi Google Indonesia Jason Tedjasukmana pada ANTARA, Senin, mengatakan masalah jaringan di AS bagian timur yang memengaruhi Google Cloud, G Suite dan YouTube telah diatasi pukul 4 petang waktu AS.

Pihaknya akan melakukan perbaikan pada sistem untuk mencegah hal itu terjadi lagi.

"Kami minta maaf untuk semua yang terdampak oleh masalah hari ini. Pelanggan selalu bisa mengetahui pembaruan terkini pada sistem kami di dasbor status kami," ujarnya.

Cloud computing adalah salah satu layanan Google yang paling menguntungkan, tetapi menghadapi persaingan ketat dari perusahaan teknologi lain seperti Amazon dan Microsoft.

Pada Maret, jaringan sosial terbesar di dunia, Facebook, menyalahkan "perubahan konfigurasi server" atas pemadaman masif yang berdampak pada aplikasi-aplikasinya di seluruh dunia.

Pemadaman ini berpengaruh pada pengguna setidaknya selama 12 jam di sebagian besar wilayah dunia, dengan dampak terbesar di Amerika Utara dan Eropa, demikian menurut situs pelacak pada saat itu.