Festival Nariuk di Bartim sebagai upaya pelestarian kebudayaan daerah

id Pemkab bartim, pemerintah kabupaten barito timur, tamiang layang, nariuk, menombak ikan, sungai sirau, desa pulau patai, tradisi dan kebudayaan daerah

Festival Nariuk di Bartim sebagai upaya pelestarian kebudayaan daerah

Bupati Barito Timur Ampera AY Mebas, berfoto dengan peserta yang mendapatkan ikan kecil jenis Tapah saat Festival Nariuk di Desa Pulau Patai, Kecamatan Dusun Timur, Kabupaten Barito Timur, Jumat, (14/6/2019). (Foto Istimewa)

Tamiang Layang (ANTARA) - Bupati Barito Timur, Kalimantan Tengah Ampera AY Mebas berharap, agar nariuk atau berburu ikan dengan menggunakan tombak di sungai yang sudah ada sejak dulu dan menjadi salah satu kebudayaan daerah bisa dilestarikan.

"Bersama-sama kita lestarikan budaya nariuk, agar tetap terjaga dan dapat diwariskan kepada generasi selanjutnya," katanya di Tamiang Layang, Jumat.

Festival Nariuk sengaja digelar untuk pertama kalinya di Barito Timur. Kegiatan ini dilaksanakan oleh Pemerintah Desa Pulau Patai dan diselenggarakan di kawasan Sungai Sirau.

Ampera berharap Festival Nariuk bisa dipromosikan secara maksimal, agar diketahui banyak pihak dari luar daerah. Hingga nantinya banyak wisatawan domestik, maupun mancanegara datang berkunjung untuk menyaksikannya.

Pria kelahiran 3 Agustus 1967 itu juga meminta panitia pelaksana, untuk memperkaya dan memadukan Festival Nariuk dengan kesenian lainnya, seperti tari-tarian daerah dan lainnya.
 
Kegiatan nariuk atau berburu ikan di sungai menggunakan tombak. (Foto Warganet)

Sementara itu Camat Dusun Timur Yudesman menilai, festival tersebut memiliki banyak dampak positif, salah satunya mampu menumbuhkan rasa cinta dan upaya untuk melestarikannya dari masyarakat.

Terbukti ratusan orang memadati kawasan Festival Nariuk, terdiri dari peserta dan pengunjung. Berdasarkan pendataan pihak panitia, peserta yang berpartisipasi jumlahnya hampir 300 orang, sedangkan pengunjung sekitar 500 orang.

"Kami beserta jajaran mengapresiasi festival yang baru terselenggara untuk pertama kalinya ini dan berharap dapat menjadi agenda tahunan," tuturnya.

Festival yang mampu menjadi daya tarik bagi masyarakat itu pun, pada akhirnya turut berkontribusi terhadap peningkatan perekonomian masyarakat, baik dari usaha makan dan minum serta biaya transportasi sungai.

Pada kegiatan itu, Mimbarno (54) warga Simpang Bangkuang, Kecamatan Paku berhasil mendapat gelar sebagai "King of Ulu Padang" karena berhasil mendapatkan ikan jenis Tapah seberat 24 kilogram.