Banjir di Kotim meluas rendam 23 desa

id Banjir di Kotim meluas rendam 23 desa,Banjir,Kotim,Kotawaringin Timur,Sampit,BPBD

Banjir di Kotim meluas rendam 23 desa

Tim BPBD Kotim mendorong mobil yang mogok saat menerobos banjir di jalan poros menuju Kuala Kuayan Kecamatan Mentaya Hulu, Sabtu (22/6/2019). (Foto BPBD Kotim)

Sampit (ANTARA) - Banjir yang terjadi Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah meluas bahkan hari ini dilaporkan ada 23 desa yang dilanda banjir sehingga aktivitas masyarakat menjadi terganggu.

"Pantauan kami di Kuala Kuayan hari ini, area sekitar Kuayan (Kecamatan Mentaya Hulu) cukup terdampak banjir," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotawaringin Timur Yephi Hartady Periyanto dihubungi dari Sampit, Sabtu.

Berdasarkan data BPBD Kotawaringin Timur, banjir masih melanda 23 desa di lima kecamatan yaitu Parenggean, Mentaya Hulu, Bukit Santuai, Tualan Hulu dan Kotabesi. Jumlah ini meningkat karena dua hari lalu banjir hanya merendam 18 desa.

Dirincikan, banjir di Kecamatan Parenggean terjadi di Desa Barunang Miri, Bajarau dan Kelurahan Parenggean dengan tangan total korban terdampak lebih dari 300 kepala keluarga.

Banjir di Kecamatan Mentaya Hulu terjadi di Desa Baampah, Bawan, Tangkarobah, Tumbang Sapiri dan Kelurahan Kuala Kuayan.
Banjir di Kecamatan Bukit Santuai terjadi di Desa Tumbang Tilap, Tumbang Penyahuan, Tumbang Sapia, Tumbang Getas, Tewei Hara, Lunuk Bagantung, Tumbang Torung dan Tumbang Batu dengan korban terdampak lebih dari 335 kepala keluarga.

Banjir di Kecamatan Tualan Hulu terjadi di Desa Luwuk Sampun, Tumbang Mujam, Mirah, Bukit Makmur dan Wonosari dengan korban terdampak sekitar 138 kepala keluarga.
Banjir di Kecamatan Kotabesi terjadi di Desa Hanjalipan dengan korban terdampak lebih dari 200 kepala keluarga dan Desa Palangan.

Hasil pantauan tim BPBD Kotawaringin Timur, banjir yang melanda sejumlah kecamatan masih cukup dalam. Meski di beberapa lokasi banjir mulai surut, namun di lokasi lainnya banjir masih cukup dalam.

Kedalaman banjir bervariasi namun di lokasi yang masih parah, masih banyak rumah warga yang terendam. Aktivitas masyarakat menjadi terganggu dan masyarakat tetap waspada karena khawatir air kembali naik.

Selain merendam kawasan permukiman dan fasilitas umum, banjir juga merendam sejumlah jalan penghubung antarkecamatan dan desa. Kondisi itu cukup menghambat aktivitas masyarakat dalam distribusi barang dan jasa.

"Akses jalan poros Jariangau-Bawan-Kuayan sudah sekitar satu minggu putus akibat banjir. Makanya kalau hendak ke Kuayan, sementara ini harus melalui jalan perkebunan kelapa sawit," timpal Yephi.

Selain memantau langsung di lapangan, BPBD Kotawaringin Timur terus berkoordinasi dengan seluruh kecamatan dan desa. Masyarakat diimbau selalu waspada untuk mengantisipasi kemungkinan kondisi banjir kembali meningkat.