750 personel gabungan dilibatkan cegah karhutla di Kalteng

id 750 personel gabungan dilibatkan cegah karhutla di Kalteng,Kebakaran hutan dan lahan,Palangka Raya,Danrem,Korem,Saiful rizal

750 personel gabungan dilibatkan cegah karhutla di Kalteng

Dansatgas Karhutla sekaligus Komandan Korem 102 Panju Panjung Kolonel Arm Saiful Rizal. (Foto Antara Kalteng/Adi Wibowo)

Palangka Raya (ANTARA) - Komandan Satuan Tugas kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang sekaligus Komandan Korem 102 Panju Panjung Kolonel Arm Saiful Rizal menegaskan, sebanyak 750 personel gabungan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Manggala Agni, TNI, Polri dan anggota pemadam kebakaran swakarsa dilibatkan mencegah kebakaran hutan dan lahan.

"Sebanyak 750 personel itu sifatnya tidak hanya menunggu ada kejadian saja, melainkan mereka selalu mobile dan melakukan patroli untuk mengutamakan pencegahan bencana alam karhutla yang kapan saja bisa menimpa wilayah Kalteng," kata Saiful di Palangka Raya, Kamis. 

Dia menjelaskan, sejak ditetapkan status tanggap darurat oleh Gubernur Kalteng Sugianto Sabran, Satuan Tugas Penanggulangan Karhutla sudah bergerak sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya masing-masing.

Tim gabungan terdiri dari berbagai instansi yang bertujuan untuk mencegah terjadinya karhutla di setiap kabupaten dan kota. Kewaspadaan ini penting karena provinsi ini memiliki banyak lahan gambut serta mudah terbakar. 

"Sementara ini ada beberapa wilayah yang daerahnya ditemukan ada titik panas, seperti di wilayah Kabupaten Barito Selatan, Kotawaringin Barat, Kapuas dan Kota Palangka Raya. Hanya saja semuanya dapat teratasi oleh Tim Satgas yang cepat bergerak melakukan pencegahan," katanya. 

Perwira TNI berpangkat melati tiga itu menegaskan, dalam penanganan masalah karhutla tentunya tidak hanya menggunakan alat negara. Masyarakat sangat berperan penting dalam melakukan pencegahan terjadinya karhutla karena jika terjadi kebakaran dan kabut asap maka dampaknya akan dirasakan masyarakat luas.

"Kalau terjadi karhutla, kemudian asap di mana-mana maka yang ruginya tentunya masyarakat karena juga akan menghirup udara yang bercampur asap dari pembakaran hutan dan lahan itu. Sedangkan mereka yang difasilitasi negara tentunya diberikan alat agar tidak menghirup asap dari hasil kebakaran tersebut," tegasnya. 

Maka dari itu, sambung orang nomor satu di lingkup Korem 102 Panju-Panjung itu, tim akan terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang bahaya karhutla yang berakibat fatal apabila tidak dicegah dan ditanggulangi dengan baik.

"Dari Januari-Juni 2019 belum ada pelaku pembakar lahan yang berhasil diamankan pihak kepolisian. Memang penyebab utama terjadinya karhutla itu kebanyakan karena faktor alam dan faktor manusia itu sendiri," demikian Saiful.