Nelayan Kotim tidak bisa melaut akibat gelombang tinggi

id Nelayan Kotim tidak bisa melaut akibat gelombang tinggi,Kotawaringin Timur,Sampit,Ujung Pandaran,Nelayan

Nelayan Kotim tidak bisa melaut akibat gelombang tinggi

Gelombang tinggi di laut membuat nelayan Kotim hanya mencari ikan di sungai maupun perairan dangkal. (Foto Antara Kalteng/Norjani)

Sampit (ANTARA) - Nelayan di pesisir Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah tidak bisa melaut akibat gelombang tinggi dan membahayakan keselamatan mereka.

"Sejak awal bulan tadi gelombang tinggi sehingga nelayan tidak berani melaut. Sambil menunggu kondisi normal, mereka ada yang memperbaiki kapal dan alat tangkap, ada pula yang bekerja sambilan," kata Camat Teluk Sampit Juliansyah di Sampit, Senin.

Nelayan Kotawaringin Timur tersebar di beberapa kecamatan seperti Teluk Sampit, Pulau Hanaut, Mentaya Hilir Selatan dan Seranau. Namun sebaran nelayan terbanyak terdapat di Kecamatan Pulau Hanaut dan Teluk Sampit.

Konsentrasi nelayan terbanyak terdapat di Desa Ujung Pandaran Kecamatan Teluk Sampit. Di desa yang memiliki objek wisata pantai ini sebagian besar penduduknya merupakan nelayan.

Diperkirakan ada sekitar 200 lebih nelayan Ujung Pandaran yang rutin melaut. Selama ini hasil tangkapan dijual ke Sampit, Pontianak, Banjarmasin dan Pulau Jawa, tergantung hasil tangkapan.

Saat gelombang tinggi seperti saat ini, nelayan tidak berani memaksakan diri melaut karena sangat berisiko. Kapal yang mereka gunakan umumnya cukup kecil ukuran 3 GT sehingga rawan terbalik jika ada gelombang tinggi.

Kondisi musiman ini sudah biasa dihadapi nelayan. Mereka hanya bisa menunggu hingga kondisi laut kembali teduh dan gelombang tidak terlalu tinggi sehingga aman untuk melaut.

"Kondisi seperti ini (gelombang tinggi) diperkirakan terjadi hingga Agustus nanti. Mungkin sekitar September atau Oktober, baru kondisi mulai normal," kata Juliansyah.

Berdasarkan data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, prakiraan gelombang di laut Jawa hingga 16 Juli berkisar 0,75 sampai 2,5 meter. Ketinggian gelombang tersebut harus diwaspadai, khususnya bagi nelayan yang menggunakan kapal berukuran kecil.

Nelayan berharap kondisi laut secepatnya kembali normal sehingga mereka bisa kembali melaut. Hasil tangkapan ikan di laut perairan Kotawaringin Timur masih cukup bagus.