Ditinggal pergi pemiliknya, sebuah rumah di Lamandau ludes terbakar

id Kebakaran, rumah, lamandau, jago merah, ludes terbakar, sematu jaya, satpol pp, damkar, pemadam kebakaran

Ditinggal pergi pemiliknya, sebuah rumah di Lamandau ludes terbakar

Rumah Iswati, warga Jangkar Prima, SP4, Kecamatan Sematu Jaya, Lamandau ludes terbakar, Jumat, (9/8/2019). (Foto Satpol PP dan Damkar Lamandau)

Nanga Bulik (ANTARA) - Warga Desa Jangkar Prima, SP 4, Kecamatan Sematu Jaya, Kabupaten Lamandau, Kalimantan Tengah dihebohkan dengan peristiwa kebakaran yang menghanguskan rumah milik Iswati pada Jumat (9/8) pagi. 

Lantaran rumah dalam keadaan kosong tanpa penghuni dan terkunci rapat, Satuan Polisi Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran (Satpol PP dan Damkar) setempat yang dibantu warga, tidak sempat mengeluarkan harta benda yang berada di dalam rumah.

"Satu-satunya harta milik korban yang berhasil diselamatkan hanya kendaraan roda dua yang terparkir di luar rumah. Selebihnya ikut terbakar, karena rumah dalam keadaan terkunci dan berteralis besi, sehingga barang-barang sulit dikeluarkan," kata Kepala Satpol PP dan Damkar Lamandau Triyadi.

Ia mengungkapkan, peristiwa nahas itu pertama kali diketahui oleh warga sekitar yang kemudian langsung menghubungi pihaknya. Saat anggota tiba beberapa saat kemudian, api sudah membesar dan dengan cepat membakar bangunan yang terbuat dari kayu tersebut.

Setelah berjibaku selama kurang lebih dua jam, akhirnya api berhasil dipadamkan. Namun tak ada barang yang tersisa, bagian bangunan yang bertahan pun, hanya teras dan dapur, sementara badan bangunan sudah hangus semuanya.

"Sumber api yang menjadi penyebab kebakaran masih belum diketahui, saat ini polisi masih melakukan penyelidikan secara mendalam," tegasnya.

Satpol PP dan Damkar Lamandau, mengerahkan tiga unit armada damkarnya dan proses pemadaman juga dibantu oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), TNI, Polri, pihak kecamatan, serta perangkat desa dan warga sekitar.

Dalam kebakaran tersebut tak ada korban jiwa, sementara untuk kerugian material yang diderita korban, masih dalam inventarisasi dan penghitungan.

"Sementara ini pemilik rumah beserta keluarganya memilih mengungsi di tempat ketua RT 06, Desa Jangkar Prima, sehingga tidak perlu didirikan tenda. Rencananya korban akan diberikan bantuan logistik," jelas Triyadi.