Pemerintah anggarkan Rp100 miliar untuk renovasi pascarusuh Jayapura

id Rp100 miliar untuk renovasi pascarusuh Jayapura,Jayapura,Pemerintah anggarkan Rp100 miliar untuk renovasi pascarusuh Jayapura,ricuh papua

Pemerintah anggarkan Rp100 miliar untuk renovasi pascarusuh Jayapura

Menteri PUPR Basuki Hadimoeljono, meninjau kantor Majelis Rakyat Papua (MRP) yang dibakar saat aksi demo yang berakhir anarkis beberapa waktu lalu di Jayapura, Selasa (3/9/2019). ANTARA/Evarukdijati/aa.

Jayapura (ANTARA) - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menganggarkan Rp100 miliar untuk renovasi atau pembangunan khusus perkantoran yang terdampak pascarusuh yang terjadi di Jayapura Kamis (29/8).

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono kepada Antara di Jayapura, Selasa mengatakan anggaran sebesar Rp100 miliar ini akan digunakan untuk membangun kembali perkantoran di mana dimulai pada pekan mendatang.

"Jadi kami harap minggu ini semua sudah bersih sehingga pekan depan sudah mulai membangun kembali," katanya.

Baca juga: Papua terkini: Sudah tidak ada lagi demo lanjutan di Jayapura

Menurut Basuki, dana Rp100 miliar untuk pembangunan kembali perkantoran yang terdampak pascarusuh di Jayapura ini akan dianggarkan dalam Anggaran Pendapatan Belanja Nasional (APBN) 2019.

"Anggaran Rp100 miliar ini sudah dihitung oleh Balai Cipta Karya Papua dan disesuaikan dengan tingkal kemahalan di Bumi Cenderawasih," ujarnya.

Dia menjelaskan perkantoran yang terdampak paling parah dari aksi unjuk rasa berbuntut rusuh ini adalah Kantor KPU Provinsi Papua dan Kantor Bea Cukai Jayapura.

"Kedua perkantoran ini akan menelan anggaran paling banyak karena misalnya untuk KPU, Gubernur Papua meminta untuk dibangun dua lantai sedangkan Bea Cukai strukturnya terdampak parah sehingga harus dirubuhkan dan dibangun ulang," katanya lagi.

Dia menambahkan untuk lamanya pembangunan, bagi perkantoran yang hanya memperbaiki maka hanya membutuhkan satu atau dua bulan, sedangkan yang parah dan harus dibangun ulang membutuhkan waktu sekitar enam bulan.

Baca juga: Papua terkini: Adakah keterlibatan asing dalam kericuhan Papua?