Kalteng minta akses transportasi darat baru menuju IKN

id Pemprov kalteng, kalteng, kalimantan tengah, ibu kota, ikn, palangka raya, rel kereta, kereta api, murung raya, kaltim, kalimantan timur, akses transp

Kalteng minta akses transportasi darat baru menuju IKN

Ilustrasi-Jalan. (ANTARA/Rendhik Andika)

Palangka Raya (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah berharap agar pemerintah pusat membangun akses transportasi darat baru, yaitu berupa jalan penghubung menuju calon ibu kota negara (IKN) di Kalimantan Timur.

"Lebih baik dibangun jalan baru yang nantinya dapat menyingkat waktu perjalanan menuju calon IKN," kata Sekretaris Daerah Kalteng Fahrizal Fitri di Palangka Raya, Rabu.

Saat ini akses darat terdekat dari Kalteng menuju lokasi calon IKN adalah melalui Kabupaten Barito Timur dan dilanjutkan melalui Tabalong, Kalimantan Selatan barulah menuju Kaltim.

Sedangkan akses darat lainnya, yaitu melalui Benangin Kabupaten Barito Utara, tembusnya adalah ke Sendawar Kabupaten Kutai Barat. Setelahnya barulah menuju lokasi calon IKN yang memerlukan waktu cukup lama.
 

Ilustrasi-Foto udara jalan tambang batu bara yang terhubung dari wilayah Kecamatan Teweh Timur Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah ke Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur. (ANTARA/Kasriadi)


"Jadi kami berharap sebagai salah satu alternatif penghubung calon IKN dengan Kalteng dibangun jalan baru. Ini penting dilakukan, terlebih Kalteng sebagai penyangga IKN di masa mendatang," jelasnya.

Sedangkan wacana pembangunan rel kereta api angkutan barang dan penumpang, menurutnya akan mengikuti perkembangan perencanaan yang sedang dibahas.

Fahrizal menyebut, rel kereta api yang dibangun Kalteng saat ini arahnya ke wilayah Kabupaten Murung Raya dan bukan menuju calon IKN. Selain itu pengembangnya adalah China Railway.

Sedangkan wacana yang dimiliki pemerintah pusat untuk pembangunan rel kereta, khususnya di wilayah Kaltim, pengembangnya adalah Rusia Railway. Jika memang ingin membuat jalur kereta api yang menghubungkan Kaltim dengan Kalteng tentu harus ada pembahasan lebih lanjut.

"Perlu pembahasan lebih lanjut, teknisnya seperti apa. Jangan sampai ukuran relnya berbeda, sehingga tidak bisa dihubungkan," ungkapnya di sela kegiatan kerjanya.

Pihaknya mengaku sudah pernah diundang Kedutaan Besar Rusia berkaitan dengan hal itu, namun Kalteng menyatakan telah memiliki kerja sama dengan China Railway. Mengenai tindak lanjut kedepannya, tentu akan menyesuaikan dengan perkembangan dan rencana pembangunan milik pemerintah pusat.