Masyarakat Bartim didorong budidayakan itik petelur
Tamiang Layang (ANTARA) - Dinas Pertanian Kabupaten Barito Timur, Kalimantan Tengah terus berupaya mendorong dan memotivasi masyarakat di wilayah setempat terlibat aktif dalam program pembudidayaan itik petelur.
Budidaya itik petelur memberikan keuntungan yang besar sekaligus menjanjikan bagi peningkatan perekonomian masyarakat, kata Kepala Dinas Pertanian Bartim Riza Rahmadi di Tamiang Layang, Rabu.
"Harga jual telur itik per butir saat ini berkisar Rp2.500, untuk daging itik per kg Rp40 ribu hingga Rp80 ribu per ekor. Ini kan potensi yang luarbiasa apabila dikembangkan secara serius," beber dia.
Selain mendorong dan memotivasi masyarakat membudidayakan itik petelur, Dinas Pertanian Bartim juga telah menyediakan penyuluh pertanian yang bertugas melakukan pendampingan dan pembinaan.
Salah seorang penyuluh Dinas Pertanian Bartim Lukman mengaku, pihaknya saat ini sedang mendampingi sekaligus meninjau perkembangan peternak itik petelur di Desa Janah Mansiwui, Kecamatan Awang.
"Peternak itik di desa itu telah mengikuti studi banding hingga ke luar daerah. Jadi, kami ingin mereka bisa menjadi contoh sekaligus motivasi bagi masyarakat membudidayakan itik petelur," kata Lukman.
Menurutnya, beternak itik memiliki potensi keuntungan yang sangat menjanjikan selain usaha ternak sapi dan yang lainnya. Ini karena memelihara itik perawatannya mudah, pakannya juga bisa disiasati sehingga biaya yang dikeluarkan cukup murah.
"Salah satunya dengan memanfaatkan dedak sisa hasil penggilingan padi serta tanaman sawah," kata Lukman.
Usaha itik petelur tidak hanya menjual telurnya saja. Tapi bisa juga anak itik (DOD) dengan harga Rp10 ribu per ekor. Sedangkan harga itik dalam bentuk pullet bisa mencapai Rp90 ribu hingga Rp100 ribu.
Baca juga: DPRD tindaklanjuti penyertaan modal ke Bank Kalteng oleh Pemkab Bartim
Kalkulasi dari penghasilan penjualan telor itik dengan harga Rp2.500,- per butir dengan jumlah 100 ekor itik petelur bisa mencapai antara Rp150 ribu hingga Rp250 ribu per hari.
"Sambil beternak itik petelur, warga juga masih bisa menyadap karet. Hasil menyadap karet ditambah hasil ternak itik petelur tentu sangat-sangat baik dalam menumbuhkembangkan ekonomi masyarakat," katanya.
Pengembangan usaha peternakan itik di Desa Janah Mansiwui itu dilakukan untuk pengembangan ekonomi kerakyatan serta pemberdayakan warga lokal.
Peternakan itik di Desa Janah Mansiwui rencananya dikelola pemerintah desa setempat diatas lahan seluas 72 meter persegi, dengan jumlah itik yang dipelihara 400 ekor baik jenis itik varietas Alabio dan itik Mojosari.
Baca juga: BPTP dan Distan gugah pemuda Bartim jadi petani jagung
Budidaya itik petelur memberikan keuntungan yang besar sekaligus menjanjikan bagi peningkatan perekonomian masyarakat, kata Kepala Dinas Pertanian Bartim Riza Rahmadi di Tamiang Layang, Rabu.
"Harga jual telur itik per butir saat ini berkisar Rp2.500, untuk daging itik per kg Rp40 ribu hingga Rp80 ribu per ekor. Ini kan potensi yang luarbiasa apabila dikembangkan secara serius," beber dia.
Selain mendorong dan memotivasi masyarakat membudidayakan itik petelur, Dinas Pertanian Bartim juga telah menyediakan penyuluh pertanian yang bertugas melakukan pendampingan dan pembinaan.
Salah seorang penyuluh Dinas Pertanian Bartim Lukman mengaku, pihaknya saat ini sedang mendampingi sekaligus meninjau perkembangan peternak itik petelur di Desa Janah Mansiwui, Kecamatan Awang.
"Peternak itik di desa itu telah mengikuti studi banding hingga ke luar daerah. Jadi, kami ingin mereka bisa menjadi contoh sekaligus motivasi bagi masyarakat membudidayakan itik petelur," kata Lukman.
Menurutnya, beternak itik memiliki potensi keuntungan yang sangat menjanjikan selain usaha ternak sapi dan yang lainnya. Ini karena memelihara itik perawatannya mudah, pakannya juga bisa disiasati sehingga biaya yang dikeluarkan cukup murah.
"Salah satunya dengan memanfaatkan dedak sisa hasil penggilingan padi serta tanaman sawah," kata Lukman.
Usaha itik petelur tidak hanya menjual telurnya saja. Tapi bisa juga anak itik (DOD) dengan harga Rp10 ribu per ekor. Sedangkan harga itik dalam bentuk pullet bisa mencapai Rp90 ribu hingga Rp100 ribu.
Baca juga: DPRD tindaklanjuti penyertaan modal ke Bank Kalteng oleh Pemkab Bartim
Kalkulasi dari penghasilan penjualan telor itik dengan harga Rp2.500,- per butir dengan jumlah 100 ekor itik petelur bisa mencapai antara Rp150 ribu hingga Rp250 ribu per hari.
"Sambil beternak itik petelur, warga juga masih bisa menyadap karet. Hasil menyadap karet ditambah hasil ternak itik petelur tentu sangat-sangat baik dalam menumbuhkembangkan ekonomi masyarakat," katanya.
Pengembangan usaha peternakan itik di Desa Janah Mansiwui itu dilakukan untuk pengembangan ekonomi kerakyatan serta pemberdayakan warga lokal.
Peternakan itik di Desa Janah Mansiwui rencananya dikelola pemerintah desa setempat diatas lahan seluas 72 meter persegi, dengan jumlah itik yang dipelihara 400 ekor baik jenis itik varietas Alabio dan itik Mojosari.
Baca juga: BPTP dan Distan gugah pemuda Bartim jadi petani jagung