Palangka Raya (ANTARA) - Wakil Wali Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah Umi Mastikah mengatakan, aktivitas pertanian di lahan gambut diyakini mampu meminimalkan terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayah setempat.
"Salah satunya yang baru saja sukses dilaksanakan, yakni kegiatan pertanian padi di Kelurahan Tanjung Pinang, Kecamatan Pahandut," katanya di Palangka Raya, Rabu.
Bersama Pemprov Kalteng, pihaknya baru saja melakukan panen padi perdana pada empat hektare lahan dari total hamparan seluas 50 hektare. Meski lahan pada kawasan tersebut marginal, hasilnya sudah cukup baik, yaitu 4,9-5,5 ton per hektare gabah kering panen.
Umi menyebut, digarapnya lahan untuk pertanian sehingga tidak dibiarkan terlantar, membuat potensi karhutla menjadi menurun. Sebab kawasan tersebut telah dikelola dan tentunya mendapatkan pengawasan ekstra dari para penduduk di sekitarnya.
"Apalagi kawasan pertanian di Kelurahan Tanjung Pinang sangat dekat dengan Bandara Tjilik Riwut, sehingga langkah tersebut sangatlah positif," tuturnya.
Pihaknya juga ingin menjadikan pertanian di Palangka Raya sebagai destinasi wisata baru, seperti yang dilakukan pada berbagai daerah lain di Indonesia. Kawasan pertanian menjadi tujuan masyarakat, hanya untuk berswafoto dan menghabiskan waktu.
Sementara itu, Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kalteng Dr Syamsuddin mengatakan, pihaknya selaku lembaga vertikal di bidang pertanian mengapresiasi keberhasilan pemprov maupun pemkot pada pembukaan tersebut.
"Kami siap mendukung pemerintah daerah serta memperkuatnya dengan penerapan berbagai teknologi pertanian, agar bisa terus dikembangkan secara maksimal kedepannya," terangnya.
Syamsuddin menjelaskan, umumnya lahan-lahan marginal jarang bisa dimanfaatkan untuk tanaman padi, namun nyatanya berkat kemauan yang keras dan kerja sama yang baik, hal itu bisa dilakukan di Palangka Raya.
"Kegiatan ini sangatlah terintegrasi dengan kepentingan Palangka Raya guna mengurangi dampak dari karhutla," ungkapnya kepada ANTARA.