Jakarta (ANTARA) - Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor menduga aksi bom bunuh diri yang terjadi di Polrestabes Medan, Sumatera Utara, Rabu, didalangi oleh kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) atau ISIS yang ingin balas dendam atas tewasnya pemimpin ISIS Abu Bkar Al Baghdadi.
"Kami menduga aksi teroris ini dilakukan JAD/ISIS. Tujuannya balas dendam atas tewasnya pemimpin mereka, khalifah ISIS, yakni Abu Bkar Al Baghdadi,” kata Ketua Kajian Stretegis PP GP Ansor Mohamad Nuruzzaman dalam keterangannya di Jakarta.
Nuruzzaman menjelaskan dugaan ISIS sebagai dalang pengeboman di Medan didasari oleh fakta bahwa sebenarnya sel jaringan pengikut ISIS tengah mati atau terputus. Komunikasi antarpengikut dilakukan hanya melalui media sosial.
Baca juga: MUI tegaskan tak ada agama ajarkan aksi bunuh diri hingga lukai orang lain
Namun kematian Al Baghdadi diduga memicu amarah para pengikut ISIS, dan kemudian melakukan upaya balas dendam dengan melancarkan aksi bom bunuh diri.
“Sel ISIS sekarang terputus. Namun dari informasi yang kami dapatkan, pelaku bom bunuh diri ini sudah berbaiat mati untuk ISIS, untuk membalas dendam atas kematian Abu Bkar Al Baghdadi," kata Nuruzzaman, yang juga dikenal sebagai pengamat terorisme ini.
GP Ansor mengutuk teror pengeboman di Medan dan menyatakan bahwa aksi tersebut merupakan tindakan brutal dan tidak beradab.
Baca juga: Keterangan saksi ledakan bom bunuh diri Polrestabes Medan
Nuruzzaman mengatakan GP Ansor mendukung aparat kepolisian untuk membongkar dan menindak tegas para pelaku dan jaringan yang terlibat.
“Kami juga mendesak pemerintah dalam hal ini kementerian yang diberikan tugas khusus menangkal radikalisme untuk serius mencegah paparan radikalisme di masyarakat, terutama di lingkung ASN dan BUMN,” kata dia.