Ekspor minyak sawit Indonesia naik 13 persen

id ekspor minyak sawit,cpo,gapki,indonesia,kebun kelapa sawit

Ekspor minyak sawit Indonesia naik 13 persen

Ilustrasi - Sejumlah pekerja memasukan tandan buah segar (TBS) kelapa sawit ke dalam truk di kawasan perkebunan plasma PT Antang Ganda Utama PIR Butong Kecamatan Teweh Selatan Kabupaten Barito Utara, Kalteng. (FOTO ANTARA/Kasriadi)

Jakarta (ANTARA) - Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) mengungkapkan ekspor minyak sawit Indonesia pada September 2019 mencapai 26 juta ton atau naik 13 persen dibandingkan Agustus 2019.

Direktur Eksekutif Gapki Mukti Sardjono dalam keterangannya di Jakarta, Rabu mengatakan produksi minyak sawit Indonesia per September 2019 (year to date) mencapai 36 juta ton atau juga naik 13 persen dibandingkan produksi pada periode yang sama tahun 2018.

"Dari total produksi tersebut, yang terserap di pasar ekspor mencapai 26 juta ton. Volume ekspor tersebut naik 13 persen dibandingkan ekspor Agustus 2019 dan naik empat persen dibandingkan ekspor pada periode yang sama tahun 2018," katanya.

Mukti mengatakan untuk pasar ekspor September 2019 dibandingkan Agustus 2019, kenaikan terjadi pada semua produk kecuali biodiesel dan minyak laurat. Penurunan ekspor biodiesel yang besar terjadi pada pasar tujuan Tiongkok, Asia Tenggara dan Asia Timur lainnya.

Meskipun demikian, volume ekspor terbesar sampai dengan September 2019 (year to date) masih ke Tiongkok sebesar 4,8 juta ton. Diikuti oleh Uni Eropa sebesar 4 juta ton, negara-negara Asia Tenggara dan Asia Timur selain Tiongkok sebesar 3,8 juta ton, Afrika sebesar 3,7 juta ton, dan India 3,3 juta ton.

Untuk volume ekspor September 2019, ekspor terbesar adalah ke Afrika sebanyak 687 ribu ton atau senilai 402 juta dolar AS. Diikuti Tiongkok 560 ribu ton (286 juta dolar AS), India 481 ribu ton (238 juta dolar AS), dan Uni Eropa 315 ribu ton (155,6 juta dolar AS).

Terkait ekspor minyak sawit Indonesia ke India yang meningkat 51 persen pada September 2019 dibandingkan bulan sebelumnya menjadi 481 ribu ton, Mukti menyatakan hal itu menyusul perubahan kebijakan tarif bea masuk produk sawit dari Indonesia yang menjadi sama dengan tarif untuk produk minyak sawit dari Malaysia ke negara tersebut.

Sementara itu, pada aspek produksi, dia menyatakan September 2019 turun sekitar dua persen dibandingkan bulan sebelumnya.

Sejumlah provinsi yang mencatat penurunan produksi antara lain Sumatera Utara, Kalimantan Tengah, dan Jambi, namun tertutupi dengan kenaikan produksi di provinsi-provinsi lain.

Sementara itu, konsumsi domestik minyak sawit sampai dengan September 2019 mencapai 13,1 juta ton atau 38 persen lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

"Penyerapan minyak sawit terbesar di pasar domestik adalah untuk biodiesel yang meningkat dua kali lipat," kata mantan Sesditjen Perkebunan Kementan itu.

Dengan produksi, ekspor, dan konsumsi seperti tersebut di atas, lanjutnya, stok minyak sawit pada September 2019 turun dua persen dibandingkan stok bulan sebelumnya menjadi 3,73 juta ton.