Jakarta (ANTARA) - Pendiri sekaligus pemilik Lippo Group Mochtar Riady menyebutkan bahwa pihaknya sebagai investor utama OVO akan menjual dua pertiga saham perusahaan dompet digital tersebut.
"Bukan melepas, kami menjual sebagian. Sekarang (saham) kami mungkin tinggal 30 persen. Dua pertiganya kami jual," kata Mochtar Riady saat ditemui pada acara Indonesia Digital Conference 2019 di Jakarta, Kamis.
Mochtar menegaskan alasan Lippo Group sebagai pemegang saham utama OVO menjual dua pertiga kepemilikan saham tersebut karena tidak kuat memasok dana atau "bakar uang" dengan layanan gratis, diskon hingga "cash back" yang diberikan OVO.
Baca juga: OVO jadi Unicorn, Luhut minta berkontribusi lebih bagi bangsa
Sejak 2017 mendapatkan lisensi uang elektronik (e-wallet), OVO telah aktif memberikan promosi diskon dan "cash back" untuk menjaring pengguna. OVO disebut-sebut menjadi penantang Gopay di pasar uang elektronik.
"Alasannya, terus bakar uang bagaimana kami kuat," kata Mochtar.
Sebelumnya, Presiden Direktur OVO Karaniya Dharmasaputra membantah soal rumor hengkangnya Lippo Group dari OVO sebagai penyuntik dana.
Menurut dia, rumor tersebut sangat merugikan eksistensi OVO dan Lippo Group.
"Kami adalah perusahaan independen yang dikelola oleh manajemen profesional. Mana mungkin OVO berpisah dari pendirinya," kata Karaniya dalam keterangan resminya.
Baca juga: Bank Indonesia awasi Ovo dan GoPay
Ia menegaskan bahkan telah berdiskusi panjang lebar dengan Direktur Lippo Group John Riady mengenai pengembangan perusahaan ke depan dan banyak diberikan masukan serta dukunganf terhadap berbagai upaya pengembangan bisnis perusahaan.
Ia menilai promosi berbentuk cash back dan pemberian fasilitas lain merupakan hal yang biasa di dunia startup saat ini sebagai bentuk edukasi kepada masyarakat.
Karaniya mengatakan OVO adalah perusahaan penyedia layanan keuangan digital yang didirikan, dirintis, dan dikembangkan oleh Lippo Group. Saat ini, para pemegang sahamnya sudah sangat beragam, seiring meningkatnya kinerja dalam dua tahun terakhir.
"Yang perlu dicatat adalah OVO sebagai perusahaan keuangan digital memiliki peta jalan yang jelas untuk menuju profitabilitas sebagai sebuah entitas bisnis yang berkelanjutan.
Kami baru berusia dua tahun dan sedang dalam tahap edukasi untuk pengembangan pangsa pasar. Ini penting, karena pasar uang elektronik Indonesia baru bergeliat, dan akan terus berkembang dengan teramat pesat dalam satu hingga dua tahun ke depan," jelas Karaniya.
Baca juga: Tokopedia sediakan pembayaran melalui OVO
Baca juga: Direktur Lippo dipanggil KPK terkait kasus Meikarta
Baca juga: Pemilik Lippo group paparkan kunci sukses jadi pengusaha
Berita Terkait
OJK merger bank milik MNC dan Lippo
Selasa, 28 Februari 2023 11:10 Wib
Direktur Lippo dipanggil KPK terkait kasus Meikarta
Kamis, 15 Agustus 2019 14:24 Wib
Mantan presdir PT Lippo bantah beri suap Rp10,5 miliar terkait proyek Meikarta
Kamis, 8 Agustus 2019 22:37 Wib
Pemilik Lippo group paparkan kunci sukses jadi pengusaha
Rabu, 19 Desember 2018 0:10 Wib
KPK panggil 4 anggota Polri sebagai saksi terkait mantan petinggi Lippo Group
Rabu, 14 November 2018 14:39 Wib
Mantan Sekretaris MA penuhi apnggilan KPK terkait Lippo Group
Selasa, 6 November 2018 12:15 Wib