Jember, Jawa Timur (ANTARA) - Korban keracunan ikan tongkol saat pergantian malam tahun baru di Kabupaten Jember, Jawa Timur bertambah lagi dari 250 orang menjadi 350 orang berdasarkan data Dinas Kesehatan Jember hingga Jumat.
Namun diprediksi data tersebut terus berkembang seiring dengan pendataan yang terus dilakukan oleh petugas Dinkes setempat.
"Total kasus keracunan ikan tongkol mencapai 350 orang dengan rincian laporan dari Puskesmas sebanyak 332 orang, klinik sebanyak 10 orang, dan rumah sakit sebanyak delapan orang," kata Plt Kepala Dinas Kesehatan Jember Dyah Kusworini di Jember.
Menurutnya peningkatan jumlah kasus tersebut bukan dari kasus keracunan ikan tongkol yang baru, namun kasus tersebut baru dilaporkan setelah dilakukan penyelidikan epidemiologi oleh petugas di lapangan.
"Pada saat penyelidikan epidemiologi, petugas menanyakan kepada korban atau keluarganya tentang siapa saja orang yang makan bersama ikan tongkol, selanjutnya dikembangkan pencarian terhadap orang-orang yang makan ikan tongkol itu," tuturnya.
Ia mengatakan tidak semua orang yang makan ikan tongkol merasakan sakit seperti mual, muntah, pusing dan gatal-gatal, namun korban yang mengalami keracunan 100 persen setelah mengonsumsi ikan tongkol.
"Tujuan pengembangan kasus itu adalah untuk memastikan orang yang telah mengonsumsi ikan tongkol diketahui kondisinya, sehingga bila menderita sakit harus segera mendapat pertolongan dan korban yang dirawat di Puskesmas tidak akan dipungut biaya alias gratis," katanya.
Sebelumnya Kepala Loka Pengawasan Obat dan Makanan (POM) Jember Any Koosbudiwati mengatakan keracunan massal akibat mengonsumsi ikan tongkol pada saat malam pergantian tahun 2019 ke 2020 di sejumlah kecamatan di Kabupaten Jember diduga karena kandungan histamin pada ikan.
"Berdasarkan hasil koordinasi dari Dinas Kesehatan dan Dinas Perikanan, dengan melihat kronologisnya seperti apa untuk mencari penyebab keracunan itu. Informasi yang kami peroleh mengarah pada dugaan kandungan histamin ikan tongkol," katanya.
Keracunan histamin atau disebut juga keracunan scombrotoxin dan keracunan scombroid, terjadi ketika orang mengonsumsi ikan yang penanganannya tidak baik, sehingga menyebabkan timbulnya amino biogenik seperti histamin, cadaverine, dan putresine sebagai konsekuensi dari pembusukan oleh bakteri.
Berita Terkait
Dukung pelestarian, pengusaha di Kotim ini tebar ratusan ribu benih ikan
Jumat, 1 November 2024 4:28 Wib
TP PKK Kapuas juara umum lomba masak serba ikan
Rabu, 23 Oktober 2024 11:23 Wib
Pj Bupati dorong budi daya ikan di Basarang tingkatkan hasil produksi
Rabu, 9 Oktober 2024 6:04 Wib
Susu ikan diharapkan masuk program makan bergizi gratis
Sabtu, 5 Oktober 2024 12:54 Wib
Tim peneliti temukan sebuah spesies ikan baru di China timur
Sabtu, 5 Oktober 2024 12:47 Wib
Pemkab Lamandau ajak masyarakat gemar makan ikan
Rabu, 2 Oktober 2024 13:14 Wib
Sambut Oktober, Neo Palma sajikan Pais Ikan Resep Tambi hingga 'Mexican Barbequ'
Senin, 30 September 2024 15:33 Wib
Buaya 1,5 meter terlilit jala ikan di Sungai Mentaya
Sabtu, 21 September 2024 5:54 Wib