Media China lebih tertarik banjir Jakarta dibanding isu Natuna

id media china,tertarik isu,banjir jakarta,dibanding isu natuna

Media China lebih tertarik banjir Jakarta dibanding isu Natuna

Tangkapan layar halaman utama Huanqiuwang yang memuat kondisi pascabanjir di Bekasi, Jawa Barat, Jumat (3/1/2020). (ANTARA/M. Irfan Ilmie)

Beijing (ANTARA) - Sejumlah media resmi China lebih tertarik memberitakan peristiwa banjir di Jakarta daripada isu Natuna yang sama-sama mengemuka pada awal 2020.

Justru berita mengenai serangan Amerika Serikat yang menyebabkan tewasnya Pengawal Revolusi Iran Qassem Soleimani di Baghdad yang menjadi head line rubrik internasional media-media di China.

Saat memasukkan nama Indonesia dalam bahasa Mandarin di beberapa mesin pencarian media-media arus utama China, baik yang berbahasa Inggris maupun Mandarin, yang keluar justru berita-berita mengenai banjir di Jakarta.

"Yinni Yajiada hongzai yunan renshu sheng zhi 53 ren 17 wan ren wufa fanjia" (Korban tewas banjir besar Jakarta Indonesia mencapai 53 orang, 170 ribu jiwa lainnya masih belum bisa pulang), demikian Huanqiuwang yang dipantau Antara di Beijing, Minggu.

Media resmi berbahasa Mandarin yang memiliki nama internasional Global Times itu melengkapi berita tersebut dengan foto seorang pengendara motor yang melaju di atas jalan raya berkubang lumpur bekas banjir di Bekasi.

Saat memasukkan nama Natuna (termasuk dalam tulisan Hanzi) di mesin pencarian beberapa media resmi yang keluar justru berita-berita lama antara 2016 hingga 2018, itu pun topiknya bukan konflik perbatasan baru-baru ini.

Pernyataan juru bicara Kementerian Luar Negeri China Geng Shuang yang menanggapi pernyataan Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi juga tidak menjadi bahasan utama media-media China.

Chinamil.com.cn, laman berita militer China, baik versi Inggris maupun Mandarin juga tidak menurunkan laporan mengenai aktivitas pengamanan di perairan sekitar Pulau Natuna.

Yang menjadi top story di laman berita milik Komisi Militer Pusat China (CMC) itu adalah perintah Presiden Xi Jinping sekaligus Ketua CMC untuk memobilisasi latihan militer pasukan bersenjata seperti juga diberitakan Antara, Kamis (2/1) lalu.