Jakarta (ANTARA) - Apple mengatakan akan menutup semua toko resmi dan kantor perusahaan di China sampai 9 Februari karena kekhawatiran atas penyebaran virus corona dan jumlah kematian yang terus meningkat, lebih dari dua kali lipat menjadi lebih dari 250 dari seminggu yang lalu.
“Karena sangat berhati-hati dan berdasarkan saran terbaru dari para ahli kesehatan terkemuka, kami menutup semua kantor perusahaan, toko, dan layanan pusat panggilan kami di daratan China hingga 9 Februari," kata Apple dalam sebuah pernyataan, dilansir Reuters, Sabtu.
Apple berharap dapat membuka kembali toko "sesegera mungkin".
Awal pekan ini, Apple menutup tiga toko di Chin karena kekhawatiran tentang penyebaran virus corona.
Langkah Apple mengikuti sejumlah retail asing di China, termasuk Starbucks dan McDonald's yang untuk sementara waktu menutup etalase tokonya sebagai tindakan pencegahan.
Sementara itu, banyak perusahaan lain, meminta karyawan mereka di China untuk bekerja dari rumah dan menghentikan perjalanan bisnis yang tidak penting pada pekan pertama Februari.
Biasanya, bisnis di China akan bersiap untuk kembali beroperasi secara normal setelah Libur Tahun Baru Imlek selama sepekan.
Apple tetap sangat bergantung pada China baik untuk penjualan ponsel pintar maupun untuk rantai pasokan dan manufaktur.
Banyak pabrik di provinsi Hubei, termasuk pabrik yang dijalankan oleh AB InBev dan General Motors, yang untuk sementara waktu menangguhkan produksi karena virus corona.
Dalam pertemuan bersama investor belum lama ini, CEO Apple Tim Cook mengatakan Apple sedang mengerjakan rencana mitigasi untuk menangani kemungkinan kerugian produksi dari pemasoknya di Wuhan, kota tempat wabah virus corona berasal yang merupakan rumah bagi sejumlah pemasok Apple.