Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif memfasilitasi para pelaku ekonomi kreatif mengembangkan model bisnis melalui platform untuk pengusaha rintisan (startup) subsektor kuliner yaitu FoodStartup Indonesia (FSI) 2020.
Plt Direktur Akses Pembiayaan Kemenparekraf/Baparekraf Hanifah Makarim dalam keterangannya di Jakarta, Rabu menjelaskan, FSI 2020 merupakan program kuliner untuk menyaring peserta dalam mengembangkan model bisnis kuliner hingga bertemu investor dan praktisi kuliner.
“Kami ingin membantu para pelaku kuliner di tengah pandemi, sehingga bisa berkembang tidak hanya sebagai usaha mikro, tapi bisnis kuliner Indonesia yang menjadi tuan rumah di negeri sendiri bahkan hingga go internasional,” katanya.
Ia hadir berbicara dalam foodtalk instagram live dengan Ultra Marketing Officer Bonnie Susilo, Selasa (28/4).
Hanifah Makarim juga mengatakan, di tengah pendemi COVID-19 banyak sekali bisnis yang terdampak, salah satu yang paling menerima imbasnya adalah sektor pariwisata, di dalam pariwisata sendiri terdapat usaha turunan yang mendukung misalnya kuliner seperti restoran hingga suvenir atau oleh-oleh.
Untuk itu, pihaknya sedang mempersiapkan beberapa program untuk membantu para pelaku ekonomi kreatif subsektor kuliner dengan tetap melaksanakan FSI 2020.
“Kami tetap melaksanakan program ini, di mana sebelumnya program ini akan berlangsung secara roadshow di beberapa kota, namun karena situasi seperti ini, kami tetap laksanakan secara online,” katanya.
Sambutan para pelaku kuliner hingga masyarakat terhadap Foodstartup Indonesia 2020 sangat antusias, kata Hanafiah, hal tersebut terbukti dari peserta yang mendaftar melebihi kuota yang disediakan.
Kuota yang tersedia untuk 1000 peserta, namun pendaftaran yang dibuka secara umum sejak 20-28 April 2020 sudah menggalang 1300 peserta dalam acara tersebut.
Peserta memperoleh digital tools, berupa open acces online education untuk mengembangkan bisnisnya, seperti membentuk ekosistem, membuka akses fasilitas, dukungan pemerintah, serta akses pada sumber pembiayaan.
“Setelah melewati sejumlah proses seleksi, nantinya akan ada 100 peserta terpilih yang berhak mengikuti kegiatan Demoday FSI 2020 pada Juli 2020, tanpa dipungut biaya,” katanya.
Hanifah juga menjelaskan, terdapat beberapa program lainnya yaitu Bantuan Insentif Pemerintah (BIP) yang sudah masuk di tahun ketiga. BIP sendiri akan diluncurkan pada minggu kedua atau ketiga Mei 2020.
“BIP Tahun ini diberikan untuk 5 sektor seperti fashion, kriya, animasi, video, dan pariwisata. Lalu BIP yang bersumber dari dana APBN bisa digunakan untuk modal kerja. Contoh modal kerja usaha kuliner bisa digunakan untuk membeli mesin oven yang besar, alat pengepakan, hingga bahan baku juga bisa, intinya modal kerja yang terkait dengan bisnisnya,” katanya.
Berita Terkait
Kotim melestarikan kuliner tradisional lewat lomba malamang
Rabu, 24 April 2024 6:59 Wib
Perjalanan karier komedian Babe Cabita, dari juara SUCI 3 hingga bisnis kuliner
Selasa, 9 April 2024 14:53 Wib
Bolehkah mengunggah konten kuliner di media sosial selama puasa?
Senin, 1 April 2024 8:21 Wib
Bupati Kotim ingatkan pedagang kuliner tak gunakan bahan berbahaya
Selasa, 12 Maret 2024 22:45 Wib
Neo Palma Palangka Raya siapkan IKN, manjakan pelanggan saat Ramadhan
Sabtu, 9 Maret 2024 7:10 Wib
Sekda Sukamara apresiasi inovasi kelurahan dalam pengembangan sektor UMKM
Sabtu, 3 Februari 2024 7:51 Wib
Makanan berikut akan jadi tren di Indonesia setahun ke depan
Minggu, 28 Januari 2024 22:47 Wib
Lestarikan kuliner Nusantara, Swiss-Belhotel Danum Palangka Raya hadirkan Promo Nasi Liwet
Kamis, 25 Januari 2024 17:42 Wib