Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif bekerja sama dengan PT Cerdas Digital Nusantara (Cakap) memfasilitasi pekerja kreatif untuk mengikuti kursus bahasa Inggris daring melalui program Digital English Course.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio dalam pernyataannya, Jumat, mengatakan pandemi COVID-19 memukul semua sektor, tak terkecuali industri kreatif tanah air.
“Meski begitu, pekerja parekraf harus tetap kreatif dan mempersiapkan diri menghadapi kondisi saat ini maupun tantangan yang akan muncul pascapandemi. Oleh karena itu, Kemenparekraf/ Baparekraf memfasilitasi pelatihan daring gratis untuk ’upskilling’ dan ’reskilling’, salah satunya melalui Digital English Course,” ujar Wishnutama.
Digital English Course dilaksanakan selama tiga bulan, yakni pada Mei hingga Juli 2020 dengan durasi setiap pertemuan 50 menit.
Para peserta merupakan pekerja kreatif yang telah mendaftar dan terseleksi dalam kurun 5-10 April 2020. Tercatat berhasil terjaring 2.794 calon peserta yang mendaftar dan sebanyak 250 orang dinyatakan lolos yang akan dibagi menjadi 25 kelompok.
Peserta program ini merupakan perwakilan dari 17 subsektor ekraf yang berasal dari 28 provinsi. Subsektor ekraf tersebut adalah aplikasi, arsitektur, desain interior, desain komunikasi visual, desain produk, fesyen, fotografi, kriya, kuliner, musik, penerbitan, pengembangan permainan, periklanan, seni pertunjukan, seni rupa, televisi dan radio, serta film, animasi, dan video.
Sebelum mengikuti kursus, peserta wajib mengikuti placement test, mid-test, dan final test untuk mengukur pencapaian pembelajaran.
Direktur Pengembangan Sumber Daya Manusia Ekonomi Kreatif pada Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Muhammad Ricky Fauziani, dalam Kick Off Digital English Program secara daring siang tadi menjelaskan, meski dilakukan secara virtual, pembelajaran dilakukan dua arah secara “real time” dengan guru profesional.
Modul pembelajaran dalam bentuk “soft-copy” juga disediakan di setiap sesi. Peserta dengan kehadiran di atas 85 persen akan mendapat sertifikat.
"Para peserta diharapkan memanfaatkan kesempatan ini sebaik-baiknya. Tidak hanya dalam meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris, tapi juga kesempatan memperluas jaringan dan keterampilan karena 250 peserta datang dari latar belakang subsektor ekonomi kreatif serta daerah yang berbeda," kata Muhammad Ricky Fauziani.