Cerita tenaga kesehatan yang tak bisa berlebaran bersama keluarga

id tenaga kesehatan,Belitung, Babel ,Cerita tenaga kesehatan yang tak bisa berlebaran bersama keluarga,tenaga kesehatan yang tak bisa berlebaran bersama

Cerita tenaga kesehatan yang tak bisa berlebaran bersama keluarga

Teguh Aprian Maulana Gultom (27) seorang Ahli Teknologi Laboratorium Medik di RSUD Marsidi Judono Belitung, Bangka Belitung. (ANTARA/Kasmono)

Belitung, Babel (ANTARA) - Teguh Aprian Maulana Gultom (27) seorang Ahli Teknologi Laboratorium Medik di RSUD Marsidi Judono Belitung, Bangka Belitung, mengorbankan waktunya untuk kemanusiaan di saat Idul Fitri 1441 H.

"Memang tahun ini agak sedih biasanya kumpul sama keluarga lalu berkunjung ke rumah saudara," katanya ketika dihubungi ANTARA di Tanjung Pandan, Ahad.

Impian untuk berkumpul merayakan Idul Fitri 1441 Hijriah bersama keluarga besar di rumah pada tahun ini sirna. Teguh (27) harus berdiam di rumah singgah bagi tenaga kesehatan maupun tenaga medis yang menangani COVID-19.

Sebagai petugas pemeriksa sampel swab tenggorokan pasien COVID-19, dirinya melakukan kontak erat dengan beberapa pasien COVID-19 sehingga cukup berpotensi terpapar virus berbahaya tersebut.

Sadar, berada di posisi yang paling beresiko, ia memilih tetap berada di rumah singgah dan memilih untuk tidak pulang berlebaran bersama keluarga pada tahun ini.

Dia memang sempat pulang ke kediamannya yang juga tidak jauh dari tempat bertugas, namun itu tidak lama dan baginya belum cukup melepaskan dahaga kerinduan bersama orang tua.

Selain tidak bisa berjabat tangan, Teguh (27) juga tidak bisa memeluk orang tuanya sebagaimana yang dirinya lakukan ketika berlebaran sebelum pandemi COVID-19.

"Tadi saya menyempatkan pulang, sekarang sudah balik lag. Pulang cuma sebentar ketemu keluarga inti tidak bisa lama-lama dan ada makanan dari keluarga agar ada suasana lebaran meskipun di rumah singgah," ujarnya.

Lebaran tahun ini baginya menjadi pengalaman berbeda. Berada di fasilitas rumah singgah bersama tim COVID-19 seperti dokter dan perawat seperti menemukan keluarga baru.

"Tidak terlalu sepi masih bisa mengobrol, berbincang dan bercanda mengisi waktu luang ketika berada di fasilitas rumah singgah," katanya.

Guna melepas kerinduan, ia memilih untuk bersilaturahmi secara virtual dengan keluarga maupun teman-temannya di momentum Idul Fitri 1441 Hijriah.

"Paling lewat video call saja nanti," ujarnya.

Untuk itu, ia berharap masyarakat tetap mematuhi protokol kesehatan penanganan COVID-19 sehingga badai pandemi COVID-19 segera berlalu.

"Harapan sama dengan tenaga kesehatan yang lainnya harus tetap menjaga diri dan menjaga orang lain dengan tetap menggunakan masker, menjaga jarak dan cuci tangan sehingga pandemi ini cepat berlalu," ujarnya.