Lamandau mulai normal, tersisa tiga desa tergenang
Nanga Bulik (ANTARA) - Banjir yang melanda Kabupaten Lamandau Kalimantan Tengah sejak tiga pekan ini mulai berangsur surut, hanya tinggal tiga desa yang masih tergenang air di permukiman penduduk.
Tiga desa tersebut adalah Desa Batu Kotam, Desa Bunut dan Desa Sei Mentawa. Ketiga desa semuanya masuk dalam Kecamatan Bulik, kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lamandau, Edison Dewel di Nanga Bulik, Senin.
"Masih ada tiga desa yang masih belum normal, masih ada genangan air disekitaran permukiman penduduk di Desa Batu Kotam, Bunut dan Sei Mentawa," jelasnya.
Sementara itu dari data yang diterima, dari 52 desa yang terdampak banjir di delapan kecamatan, sebanyak 49 desa diantaranya saat ini sudah dalam kondisi normal, termasuk di kelurahan yang berada di perkotaan, sudah dalam kondisi kondusif.
Menurutnya, paska normalnya banjir di puluhan desa tersebut, masyarakat yang sebelumnya mengungsi di aula desa, maupun ke rumah kerabat mereka, saat ini sudah kembali ke rumah mereka masing-masing.
Meski demikian, sejumlah personel BPBD masih berada di beberapa desa untuk membantu masyarakat mengevakuasi barang-barang mereka yang sebelumnya diungsikan penduduk.
Terkait jumlah bantuan sembako yang diberikan kepada korban banjir, BPBD saat ini masih terus menginventarisasi jumlahnya.
"Untuk jumlah berapa banyak bantuan yang sudah diberikan kita masih melakukan pendataan, dan saat ini belum lengkap datanya," ungkapnya.
Sementara itu personel BPBD hingga saat ini masih berada di lapangan untuk membantu masyarakat melakukan evakuasi barang-barang yang diungsikan untuk diangkut kembali ke rumah warga, termasuk perabot dan buku-buku di sejumlah sekolah yang sebelumnya terendam air.
Hal serupa juga dilakukan oleh belasan personel BPBD di sejumlah sekolah di perkotaan, seperti di MIN Bulik Jalan Batu Batanggui. Mereka bersama guru dan murid bergotong royong membersihkan lumpur-lumpur sisa banjir di dalam ruangan kelas, kantor guru, perpustakaan serta di halaman sekolah.
Begitu pula dengan meubeler seperti bangku dan kursi yang sebelumnya diamankan dari jangkauan air, dikembalikan kembali dan disusun di masing-masing ruangan kelas.
"Untuk di perkotaan hanya sekolah yang terdampak banjir sementara rumah ibadah tidak ada, kecuali di tiga desa yang masih terdampak banjir tadi," demikian Edison.
Untuk diketahui bahwa banjir yang terjadi di Kabupaten Lamandau, telah mengakibatkan lebih dari 5000 jiwa dari 4000 kepala keluarga di delapan kecamatan, yaitu Kecamatan Lamandau, Kecamatan Belantikan Raya, Kecamatan Bulik Timur, Kecamatan Delang, Kecamatan Batang Kawa, Menthobi Raya, Kecamatan Sematu Jaya dan Kecamatan Bulik yang rumahnya terendam air.
Selain merendam ribuan rumah, banjir juga memutus akses jalan antar provinsi baik dan akan menuju Kalimantan Barat. Saat ini kondisi ruas jalan provinsi telah kembali normal.
Baca juga: Pasca banjir, Pemkab Lamandau lakukan pemetaan infrastruktur
Baca juga: Gubernur salurkan bantuan paket sembako kepada warga terdampak banjir di Lamandau
Baca juga: Dinsos Kalteng kirim 25 unit tenda keluarga ke Lamandau
Tiga desa tersebut adalah Desa Batu Kotam, Desa Bunut dan Desa Sei Mentawa. Ketiga desa semuanya masuk dalam Kecamatan Bulik, kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lamandau, Edison Dewel di Nanga Bulik, Senin.
"Masih ada tiga desa yang masih belum normal, masih ada genangan air disekitaran permukiman penduduk di Desa Batu Kotam, Bunut dan Sei Mentawa," jelasnya.
Sementara itu dari data yang diterima, dari 52 desa yang terdampak banjir di delapan kecamatan, sebanyak 49 desa diantaranya saat ini sudah dalam kondisi normal, termasuk di kelurahan yang berada di perkotaan, sudah dalam kondisi kondusif.
Menurutnya, paska normalnya banjir di puluhan desa tersebut, masyarakat yang sebelumnya mengungsi di aula desa, maupun ke rumah kerabat mereka, saat ini sudah kembali ke rumah mereka masing-masing.
Meski demikian, sejumlah personel BPBD masih berada di beberapa desa untuk membantu masyarakat mengevakuasi barang-barang mereka yang sebelumnya diungsikan penduduk.
Terkait jumlah bantuan sembako yang diberikan kepada korban banjir, BPBD saat ini masih terus menginventarisasi jumlahnya.
"Untuk jumlah berapa banyak bantuan yang sudah diberikan kita masih melakukan pendataan, dan saat ini belum lengkap datanya," ungkapnya.
Sementara itu personel BPBD hingga saat ini masih berada di lapangan untuk membantu masyarakat melakukan evakuasi barang-barang yang diungsikan untuk diangkut kembali ke rumah warga, termasuk perabot dan buku-buku di sejumlah sekolah yang sebelumnya terendam air.
Hal serupa juga dilakukan oleh belasan personel BPBD di sejumlah sekolah di perkotaan, seperti di MIN Bulik Jalan Batu Batanggui. Mereka bersama guru dan murid bergotong royong membersihkan lumpur-lumpur sisa banjir di dalam ruangan kelas, kantor guru, perpustakaan serta di halaman sekolah.
Begitu pula dengan meubeler seperti bangku dan kursi yang sebelumnya diamankan dari jangkauan air, dikembalikan kembali dan disusun di masing-masing ruangan kelas.
"Untuk di perkotaan hanya sekolah yang terdampak banjir sementara rumah ibadah tidak ada, kecuali di tiga desa yang masih terdampak banjir tadi," demikian Edison.
Untuk diketahui bahwa banjir yang terjadi di Kabupaten Lamandau, telah mengakibatkan lebih dari 5000 jiwa dari 4000 kepala keluarga di delapan kecamatan, yaitu Kecamatan Lamandau, Kecamatan Belantikan Raya, Kecamatan Bulik Timur, Kecamatan Delang, Kecamatan Batang Kawa, Menthobi Raya, Kecamatan Sematu Jaya dan Kecamatan Bulik yang rumahnya terendam air.
Selain merendam ribuan rumah, banjir juga memutus akses jalan antar provinsi baik dan akan menuju Kalimantan Barat. Saat ini kondisi ruas jalan provinsi telah kembali normal.
Baca juga: Pasca banjir, Pemkab Lamandau lakukan pemetaan infrastruktur
Baca juga: Gubernur salurkan bantuan paket sembako kepada warga terdampak banjir di Lamandau
Baca juga: Dinsos Kalteng kirim 25 unit tenda keluarga ke Lamandau